Minggu, 28 Juli 2013

Makalah Askeb Patologi Tentang Infeksi Toksoplasmosis

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
TENTANG
INFEKSI TOKSOPLASMOSIS

KATA PENGANTAR

Dengan iringan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatNya kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan Patologiinfeksi Toksoplasmosis” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami berharap makalah ini dapat memotivasi mahasiswa untuk giat belajar dan menambah pengetahuan tentang pengaruh infeksi toksoplasmosis terhadap kehamilan. Dengan terselesaikan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut membantu proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh lagi dari sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar penyusunan berikutnya dapat tersusun dengan labih baik.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.



                                                                                                            Senin, 23 April 2012

 
Penulis



DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................      i          
DAFTAR ISI...............................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.............................................................................      
1.2 Rumusan Masalah.............................................................           
1.3 Tujuan..............................................................................
BAB II   PEMBAHASAN
2.1 Definisi Toksoplasmosis..........................................................
2.2 Etiologi Toksoplasmosis..........................................................
2.3 Patofiologi Toksoplasmosis.....................................................
2.4 Tanda dan gejala dari Toksoplasmosis....................................
2.5 Pengaruh toksoplasmosis terhadap kehamilan.........................
2.6 Diagnosis Toksoplasmosis.........................................................
2.7 Penatalaksanaan infeksi Toksoplasmosis.................................     
2.8 Pencegahan terhadap toksoplasmosis......................................
BAB III  PENUTUP   
  A.Kesimpulan..........................................................................
B. Saran.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Toksoplasmosis merupakan penyebab utama ketiga kematian karena makanan di AS. Kurang lebih 1 dari 1000 kehamilan terinfeksi setiap tahun. Apabila wanita terinfeksi pada masa, hamil toksoplasmosis dapat menyebabkan malformasi konginetal  berat karena protozoa ini dapat menembus melalui plasenta ke janin. Infeksi yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 8 minggu diperkirakan hanya 5 persen. Angka ini meningkat hingga mencapai 80 persen seiring peningkatan usia kehamilan. Namun, kasus yang paling berat justru terjadi pada akhir trimester pertama. Sejumlah besar bayi tidak menunjukkan gejala infeksi menjelang kelahirannya. Namun, sepanjang masa kanak-kanak muncul kejang, defisit motorik dan kognitif, serta retardasi mental. Efek yang paling parah adalah anomali otak, misal, anensefali, hidrosefalus, mikrosefali, dan pengapuran intrakranial.
Bagi bidan, aspek terpenting yang perlu diperhatikan untuk menangani kasus toksoplasmosis adalah pengkajian riwayat secara menyeluruh dan upaya pencegahan melalui penyuluhan tentang perencanaan kehamilan dan perawatan kehamilan bagi mereka yang sudah hamil.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi toksoplasmosis?
2.      Bagimana Etiologi toksoplasmosis?
3.      Bagaimana patofisiologi dari toksoplasmosis?
4.      Bagaimana Tanda dan gejala dari toksoplasmosis?
5.      Bagaimana pengaruh toksoplasmosis terhadap kehamilan?
6.      Bagaimana diagnosis dari toksoplasmosis?
7.      Bagaimana penatalaksanaan terhadap toksoplasmosis?
8.      Bagaimana upaya pencegahan terhadap toksoplasmosis?

1.3  Tujuan
·        Untuk mengetahui infeksi toksoplasmosis terhadap kehamilan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
            Toksoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit intrasel Toksoplasma gondii. Protozoa ini banyak terdapat pada anjing,kucing,tikus dan binatang lainnya. Protozoa ini dapat menular melalui makanan mentah,atau kurang masak yang tercemar ekskreta kucing yang terinfeksi.

2.2 Etiologi
            Toksoplasmosis disebabkan oleh toksoplasmosis gondii dan banyak terdapat pada anjing,kucing,dan binatang lainnya. Penularan dapat melalui makanan mentah atau kurang masak,yang tercemar ekskreta kucing yang terinfeksi. Walaupun makan daging yang kurang matang merupakan cara transmisi yang penting untuk T.gondii ,transmisi melalui ookista tidak dapat diabaikan. Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10 juta butir ookista sehari selama 2 minggu. Ookista menjadi matang dalam waktu 1-5 hari dan dapat hidup lebih dari setahun di tanah yang panas dan lembab. Ookista mati pada suhu 45ᵒ-55ᵒ C,juga mati bila dikeringkan atau bila bercampur formalin,ammonia ,atau larutan iodium. Tranmisi melalui bentuk ookista menunjukkan infeksi T.gondii pada orang yang tidak senang makan daging atau terjadi pada binatang herbivore.

2.3 Patofisiologi
            Toksoplasma gondii mempunyai tiga fase dalam hidupnya. Dua fase yang pertama menyebabkan infeksi dalam tubuh pejamunya-hewan dan manusia yang menelannya. Fase ketiga adalah fase seksual (memperbanyak diri).
            Keadaan parasitemia yang ditimbulkan oleh infeksi maternal menyebabkan parasit dapat mencapai plasenta. Selama invasi dan menetap di plasenta  parasit berkembang biak serta sebagian yang lain behasil memperoleh akses ke sirkulasi janin. Telah diketahui adanya kolerasi antara isolasi toksoplasma di jaringan plasenta dan infeksi neonates,artinya bahwa hasil isolasi positif di jaringan plasenta menunjukkan terjadinya infeksi pada neonates dan sebaliknya hasil nisolasi negative menegaskan infeksi neonates tidak ada.
            Berdasarkan hasil pemeriksaan otopsi neonatus yang meninggal dengan toksoplasmosis kongenital ini disusun suatu konsep bahwa infeksi yang diperoleh janin dalam uterus terjadi melalui aliran darah serta infeksi akibat toksoplasmosis merupakan tahapan penting setelah fase infeksi maternal dan sebelum terinfeksinya janin.

2.4 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada toksoplasmosis
1.      Letih dan malaise
2.      Nyeri otot
3.      Demam
4.      Luka tenggorok
5.      Pembesaran kelenjar limfe pada serviks posterior
6.      Pnemonia, polimiositis, dan miokarditis
7.      Limfangitis

2.5 Pengaruh terhadap kehamilan
·        Penyakit dapat menular kepada janin dengan akibat: abortus, partus pre maturus, dan kematian janin dalam rahim serta meniggikan kematian neonatal. Dapat terjadi cacat bawaan: hidrosefalus, mikrosefalus, anensefalus, meningo-ensefalitis dan kelainan pada mata. Bahkan bisa menyebabkan hidrops.
·        Pengobatan yang tepat belum diketahui. Obat-obat yang diberikan adalah kemasan-kemasan sulfat.

2.6 Diagnosis
Toksoplasma konginital ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya IgM janin spesifik (antitoksoplasma) dari darah janin. Ditemukan parasit pada kultur ataupun inokulasi tikus dan D.N.A dari T.gondii dengan P.C.R darah janin ataupun cairan ketuban.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan karena sangat menentukan agar upaya diagnostik pranatal menjadi aman, terpecaya, dan efisien adalah sebagai berikut.
·        Didahului oleh skrining serologik maternal/ ibu hamil, hasilnya harus memenuhi kriteria tertentu sebelum dilanjutkan ke prosedur diagnostik pranatl. Jika satu dari syarat dubawah ini terpenuhi, akan dilakukan kordosintesis atau amniosintesis atau amniosintesis.
-          Antibodi IgM +
-          Serokonversi dengan interval waktu 2 sampai 3 minggu, perubahan dari seronegatif menjadi seropositif IgM dan IgG
-          Titer IgG yang tinggi >1/1024 (ELISA)
-          Aviditas IgG <200
·        Keterampilan klinisi melakukan kordosintesis atau amniosintesis dengan tuntunan ultrasonografi
·        Kecermatan dan keterampilan yang terlatih dalam mengerjakan pekerjaan rumit dan khusus di laboratorium di antaranya meliputi kultur, inokulasi, teknik ELISA, dan P.C.R

2.7 Penatalaksanaan
1.      Konseling yang berkaitan dengan infeksi toksoplasma,risiko terhadap fungsi reproduksi dan hasil konsepsi.
2.      Setiap wanita hamil yang dicurigai terinfeksi toksoplasma perlu segera dirujuk untuk menjalani pemeriksaan ultrasonografi dan mendapat penatalaksanaan medis. Tujuan pemeriksaan ultrasonografi ialah mendeteksi anomali  janin,hepatomegali,asites atau kelainan intracranial. Cairan amnion dan darah janin  dapat digunakan sebagai sampel untuk memastikan infeksi pada janin.
3.      Pemeriksaan serum yang harus dilakukan adalah igM dan igG dan diulang dalam 3 minggu. I nfeksi dini akan ditunjukkan oleh nilai igM yang tinggi atau menin gkat,sedangkan igG bervariasi dari negative hingga positif. Upayakan tes ini dilakukan di laboratorium rujukan yang diakui keakuratannya.
4.      Dapat dilakukan pengobatan secara rawat jalan.
5.      Selama kehamilan ibu diterapi dengan spiramisin atau setelah kehamilan 14 minggu ibu diberi terapi dengan pirimethamin dan sulfonamida atau antibiotika spiramisin dapat menanggulangi infeksi dan menghambat kelanjutan proses anomali kongenital(tergantung tahapnya).
6.      Evaluasi kondisi antigen dan titer immunoglobulin anti toksoplasma.
7.      Upayakan persalinan pervaginam dan apabila terjadi disporporsi kepala panggul yang disebabkan oleh hidrosefalus,lakukan kajian ultrasonografi ketebalan korteks untuk pilihan penyelesaian persalinan.

2.8 Pencegahan
1.      Untuk mencegah toksoplasmosis dan penyakit menular melalui makanan lain,makanan harus dimasak pada suhu yang aman.
Gunakan temperatur untuk mengukur suhu bagian dalam dagi ng yang sedang dimasak. Tujuannya adalah memastikan daging dimasak sempurna. Daging sapi,domba,kerbau,dan steak,harus dimasak sampai suhu 62,8 . Daging babi,ground meat,dan wild game harus dimasak hingga suhu 71 . Sementara daging unggas harus dimasak hingga suhu 82 .
2.      Sayur dan buah-buahan harus dikupas dan dicuci menyeluruh sebelum dimakan.
3.      Telanan,piring,dan gelas kotor,meja makan,dan tangan harus dicuci dengan air sabun ha ngat setiap kali selesai kontak dengan daging,daging unggas,makanan laut,atau buah atau sayuran yang belum dicuci.
4.      Wanikta hamil harus mengenakan sarung tangan jika hendak berkebun,sebab kotoran kucing bias saja terdapat di tanah atau pasir. Setiap kali sel;esai kontak dengan tanah atau pasir,mereka harus membasuh tangan mereka dengan sbun dan air secara menyeluruh.
5.      Sedapat mungkin wanita hamil tidak membersihkan wadah kotoran kucing,kalaupun terpaksa,kenakan sarung tangan kemudian cuci tangan dengan menyeluruh. Bnersihka n wadah kotoran kucing setiap hari sebab oosit toksoplasma setelah beberapa hari menjadi menular. Wanita hamil juga disarankan mengurung kucing peliharaannya dan tidak mengambil atau menggendong kucing jalanan. Selain itu.kucing hanya boleh diberi makanan kaleng atau makanan khusus yang dijualk dipasaran atau makanan yang dimasak sempurna,bukan daging mentah atau makan yang tidak dimasak sempurna.
6.      Pendidikan kesehatan bagi wanita usia subur mencakup informasi tentang mekanisme penularan toksoplasmosis melalui daging dan tanah terinfeksi serta pencegahannya. Para petugas kesehatan harus member pendidikan kepada wanita hamil pada kunjungan prenatal pertamanya,yang mencakup kebersihan makanan dan pencegahan pajanan pada kotoran kucing.


BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
            Infeksi toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh parasit intra sel toxoplasma gondii. Protozoa ini banyak terdapat pada anjing,kucing,tikus dan binatang lainnya. Protozoa ini dapat menular melalui makanan mentah,atau kurang masak yang tercemar ekskreta kucing yang terinfeksi. Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10 juta butir ookista sehari selama 2 minggu. Ookista menjadi matang dalam waktu 1-5 hari dan dapat hidup lebih dari setahun di tanah yang panas dan lembab.
Pengaruh infeksi toksoplasmosis terhadap kehamilan adalah abortus, partus pre maturus, dan kematian janin dalam rahim serta meniggikan kematian neonatal. Dapat terjadi cacat bawaan: hidrosefalus, mikrosefalus, anensefalus, meningo-ensefalitis dan kelainan pada mata. Bahkan bisa menyebabkan hidrops.

3.2 Saran
Dengan mengetahui toksoplasmosis, penyebab, tanda gejala,dan pencegahannya maka diharapkan pembaca dapat lebih berhati-hati dalam menjaga pola hidup sehari-hari dan menjaga pola makan
 Dan dengan membaca tentang makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang gangguan toksoplasmosis. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami ini di masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA

Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi/ Rustam Mochtar, Delfi Lutan, Ed 2 – Jakarta: EGC,1998.
Ilmu kebidanan, Sarwono Prawirohardjo / editor ketua, Abdul Bari Saifuddin, editor, Trijatmo Rachimhadhi, Gulardi H. Wiknjosastro, Ed 4, Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2008.
Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan / ida Bagus Gde Manuaba-jakarta: EGC, 1998.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal  Dan Neonatus/editor, abdul Bari Saifudin, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Djoko Waspodo-Ed 1-Jakarta: yayan bina pustaka sarwono Prawirohardjo, 2006.
Buku ajar asuhan kebidanan/ oleh Helen Varney, jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor; alih bahasa, ana lusiyana, Jakarta : EGC, 2006.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE PADA DEWASA A.      DEFINISI ·          Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau t...