ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
TENTANG
INFEKSI TOKSOPLASMOSIS
KATA PENGANTAR
Dengan iringan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkatNya kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan Patologi“infeksi Toksoplasmosis” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami berharap makalah ini dapat memotivasi mahasiswa untuk giat belajar dan menambah pengetahuan tentang pengaruh infeksi
toksoplasmosis terhadap kehamilan. Dengan terselesaikan makalah
ini, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut membantu
proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
lagi dari sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca agar penyusunan berikutnya dapat
tersusun dengan labih baik.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
penyusun dan pembaca pada umumnya.
Senin,
23 April 2012
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA
PENGANTAR................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.............................................................................
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................
1.3
Tujuan..............................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Toksoplasmosis..........................................................
2.2
Etiologi Toksoplasmosis..........................................................
2.3 Patofiologi
Toksoplasmosis.....................................................
2.4 Tanda dan gejala dari Toksoplasmosis....................................
2.5
Pengaruh toksoplasmosis terhadap kehamilan.........................
2.6 Diagnosis
Toksoplasmosis.........................................................
2.7 Penatalaksanaan infeksi
Toksoplasmosis.................................
2.8 Pencegahan terhadap
toksoplasmosis......................................
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan..........................................................................
B. Saran.................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Toksoplasmosis
merupakan penyebab utama ketiga kematian karena makanan di AS. Kurang lebih 1
dari 1000 kehamilan terinfeksi setiap tahun. Apabila wanita terinfeksi pada
masa, hamil toksoplasmosis dapat menyebabkan malformasi konginetal berat karena protozoa ini dapat menembus
melalui plasenta ke janin. Infeksi yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari
8 minggu diperkirakan hanya 5 persen. Angka ini meningkat hingga mencapai 80
persen seiring peningkatan usia kehamilan. Namun, kasus yang paling berat
justru terjadi pada akhir trimester pertama. Sejumlah besar bayi tidak
menunjukkan gejala infeksi menjelang kelahirannya. Namun, sepanjang masa
kanak-kanak muncul kejang, defisit motorik dan kognitif, serta retardasi
mental. Efek yang paling parah adalah anomali otak, misal, anensefali,
hidrosefalus, mikrosefali, dan pengapuran intrakranial.
Bagi bidan,
aspek terpenting yang perlu diperhatikan untuk menangani kasus toksoplasmosis
adalah pengkajian riwayat secara menyeluruh dan upaya pencegahan melalui
penyuluhan tentang perencanaan kehamilan dan perawatan kehamilan bagi mereka
yang sudah hamil.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah definisi toksoplasmosis?
2. Bagimana Etiologi toksoplasmosis?
3. Bagaimana patofisiologi dari toksoplasmosis?
4. Bagaimana Tanda dan gejala dari toksoplasmosis?
5. Bagaimana pengaruh toksoplasmosis terhadap kehamilan?
6. Bagaimana diagnosis dari toksoplasmosis?
7. Bagaimana penatalaksanaan terhadap toksoplasmosis?
8. Bagaimana upaya pencegahan terhadap toksoplasmosis?
1.3
Tujuan
·
Untuk mengetahui
infeksi toksoplasmosis terhadap kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Toksoplasmosis adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh parasit intrasel Toksoplasma gondii. Protozoa ini banyak terdapat pada
anjing,kucing,tikus dan binatang lainnya. Protozoa ini dapat menular melalui
makanan mentah,atau kurang masak yang tercemar ekskreta kucing yang terinfeksi.
2.2 Etiologi
Toksoplasmosis disebabkan oleh
toksoplasmosis gondii dan banyak terdapat pada anjing,kucing,dan binatang
lainnya. Penularan dapat melalui makanan mentah atau kurang masak,yang tercemar
ekskreta kucing yang terinfeksi. Walaupun makan daging yang kurang matang
merupakan cara transmisi yang penting untuk T.gondii
,transmisi melalui ookista tidak dapat diabaikan. Seekor kucing dapat
mengeluarkan sampai 10 juta butir ookista sehari selama 2 minggu. Ookista menjadi
matang dalam waktu 1-5 hari dan dapat hidup lebih dari setahun di tanah yang
panas dan lembab. Ookista mati pada suhu 45ᵒ-55ᵒ C,juga mati bila dikeringkan
atau bila bercampur formalin,ammonia ,atau larutan iodium. Tranmisi melalui
bentuk ookista menunjukkan infeksi T.gondii
pada orang yang tidak senang makan daging atau terjadi pada binatang herbivore.
2.3 Patofisiologi
Toksoplasma gondii mempunyai tiga fase dalam hidupnya. Dua fase yang
pertama menyebabkan infeksi dalam tubuh pejamunya-hewan dan manusia yang
menelannya. Fase ketiga adalah fase seksual (memperbanyak diri).
Keadaan parasitemia yang ditimbulkan
oleh infeksi maternal menyebabkan parasit dapat mencapai plasenta. Selama
invasi dan menetap di plasenta parasit
berkembang biak serta sebagian yang lain behasil memperoleh akses ke sirkulasi
janin. Telah diketahui adanya kolerasi antara isolasi toksoplasma di jaringan
plasenta dan infeksi neonates,artinya bahwa hasil isolasi positif di jaringan
plasenta menunjukkan terjadinya infeksi pada neonates dan sebaliknya hasil
nisolasi negative menegaskan infeksi neonates tidak ada.
Berdasarkan hasil pemeriksaan otopsi
neonatus yang meninggal dengan toksoplasmosis kongenital ini disusun suatu
konsep bahwa infeksi yang diperoleh janin dalam uterus terjadi melalui aliran
darah serta infeksi akibat toksoplasmosis merupakan tahapan penting setelah
fase infeksi maternal dan sebelum terinfeksinya janin.
2.4
Tanda dan Gejala
Tanda
dan gejala pada toksoplasmosis
1. Letih
dan malaise
2. Nyeri
otot
3. Demam
4. Luka
tenggorok
5. Pembesaran
kelenjar limfe pada serviks posterior
6. Pnemonia,
polimiositis, dan miokarditis
7. Limfangitis
2.5
Pengaruh terhadap kehamilan
·
Penyakit dapat menular
kepada janin dengan akibat: abortus, partus pre maturus, dan kematian janin
dalam rahim serta meniggikan kematian neonatal. Dapat terjadi cacat bawaan:
hidrosefalus, mikrosefalus, anensefalus, meningo-ensefalitis dan kelainan pada
mata. Bahkan bisa menyebabkan hidrops.
·
Pengobatan yang tepat
belum diketahui. Obat-obat yang diberikan adalah kemasan-kemasan sulfat.
2.6
Diagnosis
Toksoplasma konginital ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan yang menunjukkan adanya IgM janin spesifik (antitoksoplasma) dari
darah janin. Ditemukan parasit pada kultur ataupun inokulasi tikus dan D.N.A
dari T.gondii dengan P.C.R darah janin ataupun cairan ketuban.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan karena
sangat menentukan agar upaya diagnostik pranatal menjadi aman, terpecaya, dan
efisien adalah sebagai berikut.
·
Didahului oleh skrining
serologik maternal/ ibu hamil, hasilnya harus memenuhi kriteria tertentu
sebelum dilanjutkan ke prosedur diagnostik pranatl. Jika satu dari syarat
dubawah ini terpenuhi, akan dilakukan kordosintesis atau amniosintesis atau
amniosintesis.
-
Antibodi IgM +
-
Serokonversi dengan
interval waktu 2 sampai 3 minggu, perubahan dari seronegatif menjadi
seropositif IgM dan IgG
-
Titer IgG yang tinggi
>1/1024 (ELISA)
-
Aviditas IgG <200
·
Keterampilan klinisi
melakukan kordosintesis atau amniosintesis dengan tuntunan ultrasonografi
·
Kecermatan dan keterampilan
yang terlatih dalam mengerjakan pekerjaan rumit dan khusus di laboratorium di
antaranya meliputi kultur, inokulasi, teknik ELISA, dan P.C.R
2.7 Penatalaksanaan
1. Konseling
yang berkaitan dengan infeksi toksoplasma,risiko terhadap fungsi reproduksi dan
hasil konsepsi.
2. Setiap
wanita hamil yang dicurigai terinfeksi toksoplasma perlu segera dirujuk untuk
menjalani pemeriksaan ultrasonografi dan mendapat penatalaksanaan medis. Tujuan
pemeriksaan ultrasonografi ialah mendeteksi anomali janin,hepatomegali,asites atau kelainan
intracranial. Cairan amnion dan darah janin
dapat digunakan sebagai sampel untuk memastikan infeksi pada janin.
3. Pemeriksaan
serum yang harus dilakukan adalah igM dan igG dan diulang dalam 3 minggu. I
nfeksi dini akan ditunjukkan oleh nilai igM yang tinggi atau menin
gkat,sedangkan igG bervariasi dari negative hingga positif. Upayakan tes ini
dilakukan di laboratorium rujukan yang diakui keakuratannya.
4. Dapat
dilakukan pengobatan secara rawat jalan.
5. Selama
kehamilan ibu diterapi dengan spiramisin atau setelah kehamilan 14 minggu ibu
diberi terapi dengan pirimethamin dan sulfonamida atau antibiotika spiramisin
dapat menanggulangi infeksi dan menghambat kelanjutan proses anomali
kongenital(tergantung tahapnya).
6. Evaluasi
kondisi antigen dan titer immunoglobulin anti toksoplasma.
7. Upayakan
persalinan pervaginam dan apabila terjadi disporporsi kepala panggul yang
disebabkan oleh hidrosefalus,lakukan kajian ultrasonografi ketebalan korteks
untuk pilihan penyelesaian persalinan.
1. Untuk
mencegah toksoplasmosis dan penyakit menular melalui makanan lain,makanan harus
dimasak pada suhu yang aman.
Gunakan
temperatur untuk mengukur suhu bagian dalam dagi ng yang sedang dimasak.
Tujuannya adalah memastikan daging dimasak sempurna. Daging
sapi,domba,kerbau,dan steak,harus dimasak sampai suhu 62,8
. Daging babi,ground meat,dan wild game
harus dimasak hingga suhu 71
. Sementara daging unggas harus dimasak
hingga suhu 82
.
2. Sayur
dan buah-buahan harus dikupas dan dicuci menyeluruh sebelum dimakan.
3. Telanan,piring,dan
gelas kotor,meja makan,dan tangan harus dicuci dengan air sabun ha ngat setiap
kali selesai kontak dengan daging,daging unggas,makanan laut,atau buah atau
sayuran yang belum dicuci.
4. Wanikta
hamil harus mengenakan sarung tangan jika hendak berkebun,sebab kotoran kucing
bias saja terdapat di tanah atau pasir. Setiap kali sel;esai kontak dengan
tanah atau pasir,mereka harus membasuh tangan mereka dengan sbun dan air secara
menyeluruh.
5. Sedapat
mungkin wanita hamil tidak membersihkan wadah kotoran kucing,kalaupun
terpaksa,kenakan sarung tangan kemudian cuci tangan dengan menyeluruh.
Bnersihka n wadah kotoran kucing setiap hari sebab oosit toksoplasma setelah
beberapa hari menjadi menular. Wanita hamil juga disarankan mengurung kucing
peliharaannya dan tidak mengambil atau menggendong kucing jalanan. Selain
itu.kucing hanya boleh diberi makanan kaleng atau makanan khusus yang dijualk
dipasaran atau makanan yang dimasak sempurna,bukan daging mentah atau makan yang
tidak dimasak sempurna.
6. Pendidikan
kesehatan bagi wanita usia subur mencakup informasi tentang mekanisme penularan
toksoplasmosis melalui daging dan tanah terinfeksi serta pencegahannya. Para
petugas kesehatan harus member pendidikan kepada wanita hamil pada kunjungan
prenatal pertamanya,yang mencakup kebersihan makanan dan pencegahan pajanan
pada kotoran kucing.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Infeksi toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh penyakit infeksi
protozoa yang disebabkan oleh parasit intra sel toxoplasma gondii. Protozoa ini banyak
terdapat pada anjing,kucing,tikus dan binatang lainnya. Protozoa ini dapat
menular melalui makanan mentah,atau kurang masak yang tercemar ekskreta kucing
yang terinfeksi. Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10 juta butir ookista
sehari selama 2 minggu. Ookista menjadi matang dalam waktu 1-5 hari dan dapat
hidup lebih dari setahun di tanah yang panas dan lembab.
Pengaruh infeksi toksoplasmosis terhadap kehamilan adalah
abortus, partus pre maturus, dan kematian janin
dalam rahim serta meniggikan kematian neonatal. Dapat terjadi cacat bawaan:
hidrosefalus, mikrosefalus, anensefalus, meningo-ensefalitis dan kelainan pada
mata. Bahkan bisa menyebabkan hidrops.
3.2
Saran
Dengan mengetahui toksoplasmosis, penyebab, tanda
gejala,dan pencegahannya maka diharapkan pembaca dapat lebih berhati-hati dalam
menjaga pola hidup sehari-hari dan menjaga pola makan
Dan dengan
membaca tentang makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang
gangguan toksoplasmosis. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah kami ini di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi,
obstetri patologi/ Rustam Mochtar, Delfi Lutan, Ed 2 – Jakarta: EGC,1998.
Ilmu kebidanan, Sarwono Prawirohardjo /
editor ketua, Abdul Bari Saifuddin, editor, Trijatmo Rachimhadhi, Gulardi H.
Wiknjosastro, Ed 4, Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2008.
Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan
keluarga berencana untuk pendidikan bidan / ida Bagus Gde Manuaba-jakarta: EGC,
1998.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatus/editor, abdul Bari
Saifudin, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Djoko Waspodo-Ed
1-Jakarta: yayan bina pustaka sarwono Prawirohardjo, 2006.
Buku ajar asuhan kebidanan/ oleh Helen
Varney, jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor; alih bahasa, ana lusiyana, Jakarta :
EGC, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar