Selasa, 07 Agustus 2018

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE


LAPORAN PENDAHULUAN DIARE PADA DEWASA

A.     DEFINISI
·         Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998)
·         Diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus. C.L Betz & L.A Sowden (1996)
·         Diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair. Suradi & Rita (2001)
·         Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
B.     ETIOLOGI
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1.   Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a.            Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b.            Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.
2.   Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a.            malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
b.            Kurang kalori protein.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:
1.   Faktor infeksi
a.            infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous).
b.            Infeksi parenteral
infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2.   Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3.   Faktor makanan
4.   Faktor psikologis  
C.   MANIFESTASI KLINIS
1.   Suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang
2.   Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
3.   Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu
4.   Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5.   Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6.   Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7.   Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8.   Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul).
D.     PATOFISIOLOGI
            Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
            Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
            Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
            Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1.   Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2.      Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3.   Hipoglikemia
Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg%.
4.   Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
-  Makanan sering dihentikan karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat.
-  Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5.   Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
E.   PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.   Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2.   Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3.   Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4.   Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
F.   KOMPLIKASI
1.   Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2.   Renjatan hipovolemik.
3.  Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
4.  Hipoglikemia
5.  Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6.  Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7.  Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan
G.   DERAJAT DEHIDRASI
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:
Kehilangan berat badan
1. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
2. Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
3. Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
H.   PENATALAKSANAAN
1.   Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a.   Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1)   Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2)   Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat
b.   Pengobatan dietetic
-  Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
c.   Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2.   Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan klien mengenai proses penyakit.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
a.   Pengkajian (data fokus)
1.   Hidrasi
- Turgor kulit
- Membran mukosa
- Asupan dan haluaran
2.   Abdomen
- Nyeri
- Kekauan
- Bising usus
- Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
- Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
- Kram
- Tenesmus

b.   Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
-     Kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara intake dan out put.
-     Nutisi Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan system pencernaan
-     infeksi berhubungan dengan kontaminasi usus dengan mikroorganisme.
-     Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi yang disebabkan oleh peningkatan frekuensi BAB.
-     Cemas berhubungan dengan Kurangnya informasi ttg penyakit, perawatan dan prognosanya
c.   Intervensi
1.   Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
-     Pantau cairan IV
-     Kaji asupan dan keluaran
-     Kaji status hidrasi
-     Pantau berat badan harian
-     Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi
-     Melalui mulut
2.   Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut
-     Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya: pertama diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan biasa yang mudah dicerna seperti: pisang, nasi, roti atau asi.
-     Hindari memberikan susu produk.
-     Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.
3.   Cegah iritasi dan kerusakan kulit
-     Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.
-     Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.
-     Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam akan mengiritasi kulit).
4.   Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan infeksi (merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).
5.   Penuhi kebutuhan perkembangan anak selama hospitalisasi.
-     Sediakan mainan sesuai usia.
-     Masukan rutinitas di rumah selama hospitalisasi.
-     Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuai usia.
6.   Berikan dukungan emosional pada klien
-     Dorong untuk mengekspresikan kekhawatirannya.
-     Rujuk layanan sosial bila perlu.
-     Beri kenyamanan fisik dan psikologis.
7.   Rencana pemulangan.
-     Ajarkan kepada klien tentang higiene personal dan lingkungan.
-     Kuatkan informasi tentang diet.
-     Beri informasi tentang tanda-tanda dehidrasi
-     Ajarkan pada  klien tentang perjanjian pemeriksaan

1 komentar:

  1. Did you know there's a 12 word phrase you can speak to your partner... that will induce intense emotions of love and instinctual appeal for you buried inside his chest?

    That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, treasure and guard you with all his heart...

    12 Words Will Fuel A Man's Desire Impulse

    This impulse is so hardwired into a man's genetics that it will make him try harder than ever before to make your relationship as strong as it can be.

    Matter of fact, fueling this powerful impulse is so mandatory to getting the best ever relationship with your man that the moment you send your man one of the "Secret Signals"...

    ...You will immediately find him expose his soul and mind to you in a way he haven't experienced before and he will perceive you as the one and only woman in the galaxy who has ever truly tempted him.

    BalasHapus

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE PADA DEWASA A.      DEFINISI ·          Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau t...