BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana ( KB ) merupakan
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia,
sejahtera.
Keluarga Berencana (KB) merupakan
salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi
wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan
pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit,
tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena
metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi.
Pelayanan Keluarga Berencana yang
merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga
Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi
serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih
berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih
metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Sebenarnya ada cara yang baik dalam
pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih
dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan
benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya
mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.
KB merupakan program yang berfungsi
bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan
anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai
dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Dari 61,4 persen pengguna metode
kontrasepsi di Indonesia,
sebanyak 31,6 persen menggunakan suntik. Sedangkan yang memakai pil hanya 13,2
persen, memakai IUD (Intra Uterine Device) atau spiral 4,8 persen, implant 2,8
persen, dan kondom 1,3 persen, sisanya vasektomi dan tubektomi.
Terjadi kenaikan pemakaian metode
kontrasepsi suntik dari tahun 1991 sampai 2007 lalu. Menurut survei yang
dilakukan leh BKKBN tentang pengguna metode kontrasepsi suntik pada tahun 1991
hanya 11,7 persen, pada tahun 1994 menjadi 15,2 persen, 1997 menjadi 21,1
persen, 2003 menjadi 27,8 persen, dan pada tahun 2007 mencapai 31,6 persen.
Kesadaran akan pentingnya alat kontrasepsi di Indonesia masih perlu ditingkatkan,
selain untuk mengatur jumlah dan jarak anak, kontrasepsi juga dibutuhkan untuk
mencegah terjadinya ledakan penduduk.
Efek sampingya terhadap siklus
haid/menstruasi sering "tidak menyenangkan", namun tidak berbahaya
dan bukan tanda kelainan/penyakit ; perubahan pola haid biasanya pada tahun
pertama pemakaian yakni perdarahan bercak, dapat lama, jarang terjadi
perdarahan yang banyak, tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang), sering
menaikkan berat badan, dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit
kepala, nyeri payudara, "moodiness", jerawat, kurangnya libido seksual,
rambut rontok.
Perlu suntikan ulangan teratur, perlu
follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi secara umum. Serta
diperlukan konseling efek samping untuk membantu ibu mengatasi efek samping
dari penggunaan suntik KB 3bulan.
1.2
TUJUAN
1.2.1
Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB
suntik progestin dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.
1.2.2
Tujuan Khusus
a.
Dapat melakukan pengkajian pada
akseptor KB suntik progestin.
b.
Dapat menetapkan diagnosa dan
masalah dari hasil pengkajian.
c.
Dapat menetapkan tindakan
segera.
d.
Dapat menetapkan diagnosa
potensial.
e.
Dapat merencanakan asuhan
kebidanan pada akseptor suntik progestin.
f.
Dapat melaksanakan asuhan
kebidanan yang telah disusun.
g.
Dapat mengevaluasi asuhan
kebidanan yang telah dilakukan.
1.3
MANFAAT
- Bagi Mahasiswa
-
Mahasiswa mempunyai tanggung
jawab atas tugas profesinya.
-
Mahasiswa dapat memberikan
suntikan progestin.
-
Mahasiswa dapat bertindak,
dapat tanggap dalam menghadapi permasalahan kebidanan.
- Bagi Tenaga Kesehatan
-
Bagi bidan dan tenaga kesehatan
yang lainnya dapat lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan terutama
pada pasien KB.
- Bagi Masyarakat
-
Meningkatkan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
2.1
Konsep Dasar Tentang Kontrasepsi Suntikan Progestin
2.1.1
Pengertian
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang
digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progestagen yang
kuat dan sangat efektif. Obat
ibi termasuk obat depot. Noristerat juga termasuk dalam golongan ini. ( Erdjan Albar, 2006:
551)
2.1.2
Profil
a.
Sangat
efektif
b.
Aman
c.
Dapat
dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
d.
Kembalinya
kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
e.
Cocok
untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI. (Saifuddin, 2006: MK-41)
2.1.3
Jenis
Tersedia 2
jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
a.
Depo
Medroksiprogesteron Asetat (depoprovera), yang mengnadung 150 mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan intramusklar (di daerah
bokong.
b.
Depo
Noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron
nantat, yang diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular.. (Saifuddin,
2006: MK-41)
2.1.4
Cara Kerja
a.
Mencegah
ovulasi
b.
Mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
c.
Menjadikan
selaput lendir rahim tipis dan atrofi
d.
Menghambat
transportasi gamet oleh tuba.(Saifuddin, 2006: MK-41)
2.1.5
Efektivitas
Kedua
kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan. (Saifuddin, 2006: MK-42)
Efektifitas Kontrasepsi
Suntikan
a. Baik DMPA maupun NET EN sangat efektif
sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100 – wanita akan mengalami
kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA, dan 2 per 100 – wanita – per tahun
pemakaian NET EN.
b.
Kontrasepsi suntikan sama
efektifnya seperti POK, dan lebih efektif dari pada IUD.
c.
Dosis DMPA dengan daya kerja
kontrasepsi yang paling sering dipakai -
150 mg setiap 3 bulan – adalah dosis yang tinggi. Setelah suntikan 150
mg DMPA, ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu. Sehingga terdapat
periode “ tenggang – waktu / waktu – kelonggaran “ ( grace period ) selama 2 minggu untuk akseptor
DMPA yang disuntik ulang setiap 3 bulan.
d.
Penelitian dalam skala kecil
akhir – akhir ini menemukan bahwa dosis lebih rendah dari DMPA – 100 mg sekali
setiap bulan hampir sama efektifnya dengan suntukan 150 mg, dengan angka
kegagalan 0.44 per 100 wanita per tahun.
Sedangkan
pemberian sekali setiap 6 bulan dengan dosis 250, 300, 400 atau 450 mg DMPA
umumnya menunjukkan angka kegagalan yang sedikit lebih tinggi, 0 – 3.6
kehamilan per 100 wanita per tahun.
e.
NET EN 200 mg lebih efektif
bila diberikan dalam jarak waktu yang lebih pendek. Penyuntikan sekali setiap 8
- minggu : angka kegagalan 0.4 – 1.8 per 100 wanita per 24 bulan.
Penyuntikan sekali setiap 12
minggu : angka kegagalan 6.6 per 100 wanita per 24 bulan.
f.
Masa kerja NET EN lebih singkat
daripada DMPA, sehingga tidak terdapat “ tenggang-waktu / waktu-kelonggaran “ (
grace period ) untuk akseptor NET EN yang terlambat disuntik ulang. ( Hanafi,
2004; 166 )
2.1.6
Keuntungan
a.
Sangat
efektif.
b.
Pencegahan
kehamilan jangka panjang.
c.
Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri.
d.
Tidak
mengandung estrogen sehingga tidak berdamapak serius terhadap penyakit jantung,
gangguan pembekuan darah.
e.
Tidak
memiliki pengaruh terhadap ASI.
f.
Sedikit
efek samping.
g.
Klien
tidak perlu menyimpan obat suntik.
h.
Dapat
digunakan oleh perempuan usia.
i.
Dapat
digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause.
j.
Membantu
mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
k.
Menurunkan
kejadian penyakit jinak payudara.
l.
Mencegah
beberapa penyebab penyakit radang panggul.
m.
Menurunkan
krisis anemia bulan sabit (sickle cell). (Saifuddin, 2006: MK-42)
2.1.7
Keterbatasan
a.
Sering
ditemukan gangguan haid, seperti:
- siklus
haid yang memendek atau memanjang,
- perdarahan
yang banyak atau sedikit
-
perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
- tidak
haid sama sekali.
b.
Klien
sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan).
c.
Tidak
dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
d.
Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering.
e.
Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.
f.
Terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g.
Terlambatnya
kembali kesuburan bukan karena terjadi kerusakan/kelainan pada organ genetalia,
melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat
suntikan).
h.
Terjadi
perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
i.
Pada
penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).
j.
Pada
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.(Saifuddin,
2006: MK-42)
2.1.8
Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a.
Usia
reproduksi.
b.
Nullipara
yang telah memiliki anak.
c.
Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.
d.
Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e.
Setelah
melahirkan dan tidak menyusui.
f.
Setelah
abortus atau keguguran.
g.
Telah
banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
h.
Perokok.
i.
Tekanan
darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
bulan sabit.
j.
Menggunakan
obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturate) atau obat tuberculosis
(rifampisin).
k.
Tidak
dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
l.
Sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi.
m.
Anemia
defisiensi besi.
n.
Mendekati
usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi. (Saifuddin, 2006:
MK-43)
2.1.9
Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a.
Hamil
atu dicurigai hamil (risiko cact pada janin 7 per 100.000 kelahiran).
b.
Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c.
Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d.
Menderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e.
Diabetes
mellitus disertai komplikasi..(Saifuddin, 2006: MK-43)
2.1.10
Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
a.
Setiap
saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
b.
Mulai
hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c.
Pada
ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja
ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak oleh melakukan
hubungan seksual.
d.
Ibu
yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal
sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat
segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
e.
Bila
ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya
dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang
akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya.
f.
Ibu
yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan
dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya
tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari
ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
g.
Ibu
ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat
diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan
setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak
hamil.
h.
Ibu
tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual..(Saifuddin, 2006: MK-43-MK-44)
2.1.11
Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
a.
Kontrasepsi
suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular dalam
di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan
diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3
injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima
diberikan setiap 12 minggu.
b.
Bersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil/isopropil
alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering
baru disuntik.
c.
Kocok
dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi
suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul,
upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya. (Saifuddin, 2006: MK-45)
Teknik Penyuntikan
-
Tehnik
penyuntikan sangat penting pada DMPA maupun NET EN.
-
Semua
obat suntik harus diisap ke dalam alat suntiknya.
-
DMPA
harus dikocok terlebih dahulu dengan baik.
-
Penyuntikan
harus dilakukan dalam – dalam pada otot.
-
Jangan
melakukan mesase pada tempat suntikan.
-
Kedua hal terakhir ini sangat
penting karena kalau tidak ditaati, maka pelepasan obat dari tempat suntikan
akan . ( Hanafi, 2004 ; 168 )
2.1.12 Informasi Lain yang Perlu Disampaikan
a. Pemberian kontrasepsi suntikan sering
menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat
sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
b. Dapat terjadi efek samping seperti
peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping
ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang.
c. Karena terlambat kembalinya kesuburan,
penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan,
atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
d. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak
segera datang. Haid
baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut
dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien
harus kembali ke dokter atau empat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab
tidak haid tersebut.
e. Bila klien tidak dapat kembali pada
jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal.
Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal
saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
f. Bila klien, misalnya, sedang menggunakan
salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan
kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andaikata terpaksa
juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut diinjeksi sesuai
jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
g. Bila klien lupa jadwal suntikan,
suntikan dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. (Saifuddin, 2006: MK-45)
2.1.13 Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi
Suntikan Progestin
a. Setiap terlambat haid harus
dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan. Nyeri abdomen bawah yang berat
kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
b. Timbulnya abses atau perdarahan
tempat injeksi.
c. Sakit kepala migrain, sakit kepala
berulang dan berat, atau kaburnya penglihatan.
d. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang
dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid. (Saifuddin, 2006: MK-46)
2.1.14 Penanganan Gangguan Haid
a. Amenorea
·
Tidak
perlu dilakukan tindakan apapun. Cukup konseling saja.
·
Bila
klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, suntikan jangan dilanjutkan.
Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi yang lain.
b. Perdarahan
·
Perdarahan
ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya.
·
Bila
perdarahan/spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun kemudian
terjadi perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan tersebut. Obatilah
penyebab perdarahan tersebut dengan cara yang sesuai. Bila tidak ditemukan
penyebab terjadinya perdarahan, tanyakan apakahg klien masih ingin melanjutkan suntikan,
dan bila tidak, suntikan jangan dilanjutkan lagi, dan carikan kontrasepsi jenis
lain.
·
Bila
ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit akibat hubungan seksual, klien
perlu diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat terus dilanjutkan.
·
Bila
perdarahan banyak atau memanjang (lebih dari 8 hari) atau 2 kali lebih banyak
dari perdarahan yang biasanya dialami pada siklus haid normal, jelaskan bahwa
hal tersebut biasa terjadi pada bulan pertama suntikan.
·
Bila
gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebabnya dan bila ditemukan kelainan
ginekologik, klien perlu diobati dan dirujuk.
·
Bila
perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien tidak dapat
menerima hal tersebut, suntikan jangan dilanjutkan lagi. Pilihlah jenis
kontrasepsi yang lain. Untuk mencegah anemia perlu diberi preparat besio dan
anjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi..(Saifuddin,
2006: MK-46)
2.2 Konsep Dasar Asuhan
Kebidanan Kontrasepsi Suntik Kombinasi
2.2.1
Pengkajian
Data Subjektif
1.
Biodata
Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun
sampai perimenopause. (Saifuddin, 2006: MK-42)
Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin :
·
Usia
reproduksi
·
Mendekati
usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi. (Saifuddin, 2006: MK-43)
2.
Keluhan utama
Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
·
Siklus haid yang memendek atau
memanjang
·
Pendarahan yang banyak atau
sedikit
·
Pendarahan
tidak teratur atau pendarahan bercak (spotting)
·
Tidak
haid sama sekali. (Saifuddin,
2006: MK-42)
·
Pendarahan
yang tidak menentu
·
Terjadi
amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan. (IBG Manuaba, 1998 : 445)
3.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Yang dapat mengunakan kontrasepsi suntikan progestin :
·
Menggunakan obat untuk epilepsi
(fenitoin dan barbitural) atau obat tuberculosis (rifampisin)
·
Anemia defisiensi besi
·
Masalah gangguan pembekuan
darah dan anemia bulan sabit
Yang tidak boleh menggunakan
kontrasepsi suntikan progestin :
·
Menderita kanker payudara
·
Diabetes mellitus disertai
komplikasi. (Saifuddin, 2006:
MK-43)
·
Penyakit hati akut (virus)
·
Penyakit jantung
·
Stoke. (Saifuddin, 2006: MK-47)
4.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin :
·
Riwayat kanker payudara
·
Diabetes mellitus. (Saifuddin, 2006: MK-43)
5.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji adanya
penyakit turunan seperti hipertensi, Diabetes Melitus, kanker/keganasan, karena
bias ada anggota keluarga ibu yang menderita hal yang sama. Padahal keadaaan
tersebut merupakan kontradiksi untuk pemakaian kontrasepsi suntuik. (Saifuddin, 2006: MK-48)
6.
Riwayat Haid
Dalam riwayat haid perlu dikaji tentang siklus haid,
jumlah perdarahan saat haid, karena efek samping dari penggunaan kontrasepsi
jenis suntik adalah terjadi gangguan haid berupa spotting. Berkurangnya panjang
siklus haid dan memungkinkan juga bisa terjadi amenorrea oleh karena itu bagi
ibu yang memiliki riwayat haid yang banyak, sangat cocok bila menggunakan
kontrasepsi suntik karena mengurangi resiko terjadinya perdarahan hebat. (
Hanafi, Hartanto, 2004 ; 169 )
7.
Riwayat Kehamilan, Persalinan
Dan Nifas
Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin :]
·
Nullipara dan yangtelah
memiliki anak
·
Menyusui dan membutuhkan
kontrasepsi yang sesuai
·
Setelah melahirkan dan tidak
menyusui
·
Setelah abortus atau keguguran
·
Telah banyak anak tetapi belum
menghendaki tubektomi
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin yaitu hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran) (Saifuddin,
2006: MK-43)
8.
Riwayat KB
Kontrasepsi suntik dapat digunakan oleh ibu yang tidak
cocok menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormon esterogen seperti
kontrasepsi oral, IUD, KB sederhana, maupun metode alamiah.( Hanafi, H, 1996;
190)
9.
Riwayat Ketergantungan
Perokok dapat menggunakan
kentrasepsi suntikan progestin
10.
Riwayat Psikososial
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin bila tidak dapat menerima terjadinya haid, terutama amenorea.
Data Objektif
Keadaan Umum
Syarat KB suntik salah satunya adalah keadaan umum ibu
harus baik, BB sekarang juga harus dikaji dan harus dijelaskan pada ibu bahwa
efek samping dari kontrasepsi suntik adalah peningkatan BB 5 kg pada tahun
pertama.
TTV
Jika tekanan darah <180/110 mmHg dapat menggunakan
kontrasepsi suntikan progestin. (Saifuddin, 2006: MK-43)
Anthopometri
Permasalahan berat badan
merupakan efek samping tersering. (Saifuddin, 2006: MK-42)
Pemerikasaan
fisik
·
Kepala
Pada pemakaian jangka panjang
dapat menimbulkan sakit kepala
·
Muka
Pada pemakaian jangka panjang
dapat menimbulkan jerawat. (Saifuddin, 2006: MK-42)
·
Payudara
Nyeri payudara. (Saifuddin,
2006: MK-45)
·
Abdomen
Jika ada pembengkakan hati
mungkin indikasi adanya penyakit hati. Rujuk ke spesialis. Bantu calon peserta
memilih metode kontrasepsi non hormonal. (Saifuddin, 2006: MK-39)
·
Genetalia
Pendarahan bercak/spotting
atau pendarahan sela sampai 10 hari. (Saifuddin, 2006: MK-34)
2.2.2
Identifikasi Diagnosa Dan Masalah
Dari data obyektif dan
subyektif di atas kemungkinan didapatkan Masalah yang sering timbul: (Depkes RI, 1995 : 54)
Diagnosa : Ny… Papiah umur…..tahun,
akseptor KB suntik progestin, keluhan…, keadaan umum….
Dengan
masalah : - Cemas sehubungan dengan efek
samping aminorrhoe.
- Gangguan body image sehungan dengan
dengan efek samping amenorrhoe.
2.2.3
Antisipasi Masalah Potensial
Kemungkinan masalah yang akan timbul dari diagnosa
(Depkes RI, 1995 : 54)
2.2.4
Antisipasi Kebutuhan Segera
Kebutuhan yang harus segera terpenuhi jika timbul
masalah potensial (Depkes RI, 1995 : 55)
2.2.5
Intervensi
Diagnosa : Ny… Papiah
umur…..tahun, akseptor KB suntik progestin, keluhan…, keadaan umum….
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan
selama kurang lebih 15 menit diharapkan Klien mampu beradaptasi dengan
keluhannya.
Kriteria hasil : - Mampu mengatasi efek samping secara
sederhana.
- Keluhan tidak bertambah berat.
Intervensi :
a.
Kaji pengetahuan ibu tentang KB
suntik progestin.
Rasional :
Mengetahui sampai dimana pengetahuan ibu tentang KB suntik.
b. Jelaskan efek samping dan cara
mengatasinya yang belum diketahui oleh ibu.
Rasional :
Klien mampu mengenali efek samping dan mampu mengatasi secara mandiri.
c. Anjurkan ibu untuk periksa apabila
keluhan bertambah berat atau timbul masalah baru.
Rasional :
Deteksi dini adanya kelainan dan pencegahan komplikasi.
d. Beri suntikan progestin.
Rasional :
Suntikan progestin mencegah terjadinya kehamilan selama 3 bulan.
e. Anjurkan ibu datang kembali suntik
KB sesuai dengan jadwal yaitu 12 minggu ( 3 bulan ) kemudian.
Rasional : Jadwal penyuntikan yang terlambat dapat
menyebabkan kadar hormon dalam tubuh menurun yang memungkinkan terjadinya
kehamilan.
Masalah I
Cemas sehubungan dengan efek
samping spotting.
Tujuan : Setelah dilakukan asuham
kebidanan selama 10 menit diharapkan cemas berkurang / hilang.
Kriteria hasil : -
Pasien dapat beradaptasi dengan keadaannya.
-
Pasien lebih tenang.
Intervensi :
a.
Lakukan pendekatan secara
therapeutik.
Rasional : Mambantu menumbuhkan
kepercayaan pasien.
b.Kaji pengetahuan pasien tentang amenorrhoe.
Rasional : Mengetahui tingkat pengetahuan pasien.
c. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan
masalahnya.
Rasional : Meningkatkan harga
diri pasien.
d.
Jelaskan pada pasien penyebab
amenorrhoe.
Rasional : Mengurangi kecemasan ibu.
e. Jelaskan pada ibu efek amenorrhoe dapat
mengurangi terjadinya anemia.
Rasional :
Spotting yang terjadi pada akseptor KB suntik mengurangi pengeluaran hemoglobin
sehingga anemia dapat dicegah.
Masalah II
Gangguan body image sehubungan dengan perubahan bentuk
tubuh.
Tujuan : Setelah dilakukan asuham kebidanan selama 10 menit
diharapkan Klien mampu beradaptasi dengan perubahan bentuk tubuh.
Kriteria hasil : -
Pasien mampu beradaptasi.
-
Pasien lebih tenang
-
Harga diri pasien meningkat.
Intervensi :
a.
Lakukan pendekatan pada ibu dan
identifikasi masalah yang dihadapi.
Rasional : Meningkatkan harga diri klien sehingga
ibu mau dan mampu mengungkapkan masalahnya.
b.
Diskusikan dengan ibu tentang
KB ideal ibu.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan ibu tentang BB
ideal.
c. Jelaskan pada ibu penyebab peningkatan BB.
Rasional : Mengurangi kecemasan ibu.
d.
Anjurkan ibu ganti kontrasepsi
apabila mengalami kenaikan BB yang terlalu banyak pada tahun kedua dan
seterusnya.
Rasional : Menghindari masalah perubahan bentuk
tubuh.
e.
Anjurkan ibu untuk beraktifitas
sesuai kemampuan.
Rasional :
Aktifitas mambantu mengurangi BB.
f. Anjurkan ibu untuk mengatur diet
sehari-hari.
Rasional :
Peningkatan BB juga dipengaruhi pola makan dan kualitas makanan yang tidak
seimbang.
2.2.6
Implementasi
Langkah pelaksanaan dalam asuhan di lakukan sesuai
rencana yang telah di tetapkan, baik secara mandiri, kolaborasi/ rujukan.
Pelaksanaan tindakan di upayakan dalam waktu yang singkat dan efektif, hemat
dan berkualitas. (Depkes RI, 1995:11)
2.2.7
Evaluasi
Evaluasi
merupakan langkah aktif dari proses asuhan kebidanan.
Tindakan
pengukuran kebersihan dan rencana.
Tujuan untuk mengetahui sejauh
mana kebersihan tindakan kebudanan yang di lakukan. (Depkes RI,1995:11)
Terdiri dari :
S : Data Subyektif
Menggambarkan
pengumpulan data melalui anamnese.
O : Data Obyektif
Menggambarkan pengumpulan data dari
pemeriksaan fisik, labolatorium, tes diagnostic dan di rumuskan dalam data
focus untuk mendukung asesment.
A : Assessment
Menggambarkan hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan obyektif dalam suatu identifikasi diagnosa dan
antisipasi.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian,
persamaan, tindakan evaluasi berdasarkan assessment..( Depkes RI, 1995 : 7-10)
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian
:4 - 7 - 2009
Jam pengkajian : 19.15 WIB
No register : 77
A.
DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
|
|
Istri
|
Suami
|
|
Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
Pendapatan
Pendidikan
Kawin Ke-
Alamat
|
: Ny “ S “
: 43 tahun
: Kristen
: IRT
: -
: SMA
: I
: Madiun
|
Tn “ S “
45 tahun
Kristen
wiraswasta
Rp 1.200.000
SMA
I
Madiun
|
2.
Keluhan Utama
Ibu datang untuk suntik KB, ibu mengeluh tidak
menstruasi 4 bulan ini, selama ikut KB suntik kurang lebih 8 tahun.
3. Riwayat
Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan saat ini ibu tidak menderita suatu
penyakit tertentu seperti dengan gejala jantung berdebar –debar dan sering
berkeringat (Jantung), sesak nafas (Asma), cepat lelah, pusing dan pucat
(Anemia), cepat lelah, lapar dan haus ( DM ), darah suka membeku (Hemofilia),
kulit, mata dan kuku kuning dan air kencing seperti teh (Hepatitis). Batuk lama
dan terasa sakit (TBC). Keputihan berlebihan, gatal, dan bau (PMS). Sakit dan
terasa panas saat BAK (ISK). Darah tinggi (hipertensi)
4.Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak sedang hamil dan Ibu mengatakan saat ini ibu
tidak menderita suatu penyakit tertentu seperti dengan gejala jantung berdebar
–debar dan sering berkeringat (Jantung), sesak nafas (Asma), cepat lelah,
pusing dan pucat (Anemia), cepat lelah, lapar dan haus ( DM ), darah suka
membeku (Hemofilia), kulit, mata dan kuku kuning dan air kencing seperti teh
(Hepatitis). Batuk lama dan terasa sakit (TBC). Keputihan berlebihan, gatal,
dan bau (PMS). Sakit dan terasa panas saat BAK (ISK). Darah tinggi (hipertensi
) serta sakit kepala/pusing sebelah (migraine)
5.Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan saat ini keluarga Ibu tidak menderita
suatu penyakit tertentu seperti dengan gejala jantung berdebar –debar dan
sering berkeringat (Jantung), sesak nafas (Asma), cepat lelah, pusing dan pucat
(Anemia), cepat lelah, lapar dan haus ( DM ), darah suka membeku (Hemofilia),
kulit, mata dan kuku kuning dan air kencing seperti teh (Hepatitis). Batuk lama
dan terasa sakit (TBC). Keputihan berlebihan, gatal, dan bau (PMS). Sakit dan
terasa panas saat BAK (ISK). Darah tinggi (hipertensi )
6.Riwayat Obstetri
-
Haid
Ibu mengatakan haid pertama (menarche) umur 12 tahun.
Siklus haid teratur kurang lebih 28 hari, lama kurang lebih 7 hari, ganti
pembalut 2 x / hari, darah berwarna merah segar, konsentrasi cair kadang ada
gumpalan, nyeri perut ringan pada hari
pertama haid. Tidak mengalami perdarahan diluar siklus haid. Keputihan beberapa
hari sebelum dan setelah haid berwarna putih, kental, dan tidak berbau.
-
Riwayat Kehamilan, Persalinan
Dan Nifas Yang Lalu.
Ibu mengatakan mempunyai anak dua. Kedua –duanya Usia
kehamilannya 9 bulan. Selama hamil muda anak yang ke dua ibu mengeluh mual dan
muntah yang menghilang pada usia kehamilan 3 bulan. Ibu periksa teratur di
dokter keluarga kurang lebih 10 kali selama kehamilan, imunisasi TT 2 kali,
diberikan tablet tambah darah dan kapsul iodium. Persalinan ditolong oleh
bidan, normal, jenis kelamin perempuan dengan berat badan 2700 gram, panjang
badan 48 cm, tidak ada cacat bawaan. Ibu tidak mengalami perdarahan,
demam, ataupun gangguan dalam menyusui
selama nifas, usia anak sekarang 9 tahun.
7.Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan kontrasepsi suntik setelah
anak kedua berusia 1 tahun dan hingga sekarang memakai KB suntik 3 bulan selama 8 tahun. Ibu mengeluh selama 4
bulan ini tidak pernah menstruasi dan biasanya hanya 1 bulan tidak mens selama menggunakan
KB suntik, tetapi ibu selalu suntik rutin setiap bulan.
8.Pola Kebiasaan Sehari – Hari
Pola Kebiasaan
|
Sebelum menggunakan KB suntik
|
Selama menggunakan KB suntik
|
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat/ tidur
Aktifitas
Personal hygiene
|
Makan 3 kali sehari porsi sedang dengan komposisi nasi, lauk pauk,
sayur dan terkadang makan buah. Minum 7-8 gelas sehari.
BAB 1x / hari, warna kekuningan, bau khas, konsistensi lunak,
tidak ada gangguan. BAK
4-5x / hari, warna kuning jernihbau khas, tidak ada keluhan saat kencing.
Tidur malan 8 jam sehari pukul 21.00-05.00 WIB,
terkadang tidur siang ± 1 jam. Tidak sering terbangun saat tidur.
Aktifitas sebagai ibu rumah tangga memasak,
menyapu, mengepel, mencuci, mengasuh anak.
Mandi 2x sehari, gosok gigi, keramas 2x
seminggu, ganti baju 2 akli sehari ganti celana dalam tiap habis mandi atau
sewaktu-waktu bila basah setelah BAK/ BAB.
|
Nafsu makan ibu agak bertambah, makan 3 kali sehari denagn porsi
banyak, dengan komposisi nasi, lauk, sayur dan buah. Minum 7-9 gelas air
putih per hari.
BAB 1x / hari, warna kekuningan, bau khas, konsistensi lunak,
tidak ada gangguan. BAK
4-5x / hari, warna kuning jernihbau khas, tidak ada keluhan saat kencing.
Tidur malan 8 jam sehari pukul 21.00-05.00 WIB,
terkadang tidur siang ± 1 jam. Tidak sering terbangun saat tidur.
Aktifitas sebagai ibu rumah tangga memasak,
menyapu, mengepel, mencuci, mengasuh anak.
Mandi 2x sehari, gosok gigi, keramas 2x
seminggu, ganti baju 2 akli sehari ganti celana dalam tiap habis mandi atau
sewaktu-waktu bila basah setelah BAK/ BAB.
|
9.Latar Belakang Budaya
Ibu terkadang minum jamu jawa atau pijat. Menurut adat
yang ada di masyarakat kontrasepsi suntik diperbolehkan.
10.
Keadaan Psikososial Dan
Spiritual
Ibu mengatakan khawatir karena 4 bulan ini tidak mens,
karena biasanya hanya 1 bulan tidak mens. Keluarga terutama suami memberi
dukungan untuk ibu. Saat dikaji ibu sering mengganti posisi duduknya. Ibu
melaksanakan ibadah setiap minggu.
B.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan
Umum
Keadaan umum baik
kesadaran compos mentis.
2. TTV
T : 110 / 70 mmHg
N : 82 x / menit
S : 36,5 C
R : 24x / menit
3. Anthopometri
BB sebelumnya :
47 kg
BB sekarang :
47 kg
TB :
153 cm
Lila :
25 cm
Pemeriksaan
Fisik
Inspeksi
o
Kepala : Tidak ada luka, rambut warna hitam bergelombang, tidak ada ketombe.
o
Muka : Bentuk oval, tidak sembab, tidak ada lesi,
terdapat beberapa jerawat di dahi ibu.
o
Mata : Simetri, kelopak mata tidak sembab, tidak ada
sekret, sklera putih, konjungtiva merah muda.
o
Hidung : Lubang dan septum hidung simetris, tidak ada polip,
mukosa lembab, tidak ada sekret.
o
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen.
o
Mulut : Bibir tidak sumbing, tidak ada stomatitis, lembab,
mukosa mulut lembab, gusi tidak berdarah, gigi bersih, tidak ada caries, tidak
ada yang berlubang, lidah bersih, simetris, warna merah mud, tidak ada ulkus
lidah.
o
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
o
Dada : Pengembangan dada saat bernapas normal, napas
teratur, payudara simetris, tidak ada hiperpigmentasi areola mammae dan papila
mammae.
o
Abdomen : Tidak ada tanda-tanda kehamilan ( pembesaran perut,
strie gravidarum ).
o
Genetalia : Ada bercak darah haid, tidak ada oedem, tidak
ada varises, tidak ada condilomatalata/ acuminata.
o
Anus : Tidak ada haemoroid
o
Ekstremitas :Tidak ada varises, tidak ada oedem pada
tungkai.
Palpasi
o
Kepala : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjola.
o
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
o
Dada : Tidak ada nyeri tekan pada payudara, tidak ada
benjolan abnormal pada payudara.
o
Aksila : Tidak ada kelenjar limfe.
o
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati,
tidak ada pembesaran uterus.
o
Genetalia : Tidak ada nyeeri tekan pada
kelenjar skene dan bartholini.
o
Perkusi
o
Paru – paru : Sonor
o
Jantung : Pekak
o
Abdomen : Bunyi tymphani
o
Ekstremitas : Reflek patela normal
Auskultasi
o
Paru – paru : Tidak ada suara napas tambahan seperti
ronki, wheezing, krepitasi. Adanya vokal fremitus.
o
Jantung : Tidak ada denyut jantung pada apek. Bunyi jantung I dan
bunyi jantung II tunggal ( lup dug )
o
Abdomen : Bising usus 12 x / menit
3.2
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Diagnosa :
Ny”S” P2002 umur 43 tahun, akseptor KB suntik progestin, keluhan
amenorhoe, keadaan umum baik.
Data Subyektif :
-
Ibu
mengatakan mempunyai dua anak
-
Ibu
mengatakan sudah menjadi akseptor KB suntik 8 tahun
-
Ibu
mengatakan dalam 4 bulan ini tidak mens
Data Obyektif:
- TTV
T : 110 / 70 mmHg
N : 82 x / menit
S : 36,5 C
R : 24 x / menit
- TB : 153 cm
- BB : 47 kg
- Suntik KB : progestin
Inspeksi Tidak
ada pembesaran vena jugularis, tidak ada hiperpigmentasi areola mammae dan
papila mammae, tidak ada tanda-tanda kehamilan (pembesaran perut, strie
gravidarum ), tidak ada varises, tidak ada oedem pada tungkai.
Palpasi Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan pada
payudara, tidak ada benjolan abnormal pada payudara, tidak ada pembesaran
uterus.
Perkusi Paru – paru Sonor, jantung Pekak,
abdomen bunyi tymphani, ekstremitas reflek patela normal.
Auskultasi
Paru
– paru : Tidak ada suara napas
tambahan seperti ronki, wheezing, krepitasi. Adanya vokal fremitus.
Jantung :Tidak ada denyut
jantung pada apek. Bunyi jantung I dan bunyi jantung II tunggal ( lup dug ).
Masalah I
Diagnosa:
Cemas sehubungan dengan efek
samping aminorrhoe.
DS:
- Ibu mengatakan kurang lebih 1 tahun
menggunakan KB suntik 3 bulan dan selama itu ibu tidak mendapat menstruasi.
- Ibu mengatakan
khawatir karena tidak menstruasi
DO:
- Suntik KB Depo Provera
kurang lebih 8 tahun
- Saat pengkajian ibu sering
mengganti posisi duduknya
3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Konseling efek samping
3.5 INTERVENSI
Tanggal : 4 – 7 - 2009 Jam
19.25 WIB
Diagnosa
Ny”S” P10001 umur 25 tahun,
akseptor KB suntik progestin, keadaan umum baik, keluhan amenorrhoe.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 10 menit
diharapkan Klien mampu beradaptasi dengan keluhannya.
Kriteria hasil :
-
Mampu mengatasi efek samping
secara sederhana.
-
Keluhan tidak bertambah berat.
Intervensi :
- Kaji pengetahuan ibu tentang KB suntik progestin.
Rasional : Mengetahui sampai dimana
pengetahuan ibu tentang KB suntik.
- Jelaskan efek samping dan cara mengatasinya yang belum diketahui oleh ibu.
Rasional : Klien mampu mengenali efek samping
dan mampu mengatasi secara mandiri.
c.
Anjurkan ibu untuk periksa
apabila keluhan bertambah berat atau timbul masalah baru.
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan dan
pencegahan komplikasi.
d.
Beri suntikan progestin.
Rasional : Suntikan progestin mencegah
terjadinya kehamilan selama 3 bulan.
e.
Anjurkan ibu datang kembali
suntik KB sesuai dengan jadwal yaitu 12 minggu ( 3 bulan ) kemudian.
Rasional : Jadwal penyuntikan yang terlambat
dapat menyebabkan kadar hormon dalam tubuh menurun yang memungkinkan terjadinya
kehamilan.
Masalah I
Cemas sehubungan dengan efek samping spotting.
Tujuan : Setelah dilakukan asuham kebidanan selama 15 menit
diharapkan cemas berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
- Pasien dapat beradaptasi dengan
keadaannya.
-
Pasien lebih tenang.
Intervensi :
1.
Lakukan pendekatan secara
therapeutik.
Rasional : Mambantu menumbuhkan kepercayaan pasien.
2.
Kaji pengetahuan pasien tentang
amenorrhoe.
Rasional : Mengetahui tingkat pengetahuan pasien.
3.
Beri kesempatan pasien untuk
mengungkapkan masalahnya.
Rasional : Meningkatkan harga diri pasien.
4.
Jelaskan pada pasien penyebab
amenorrhoe.
Rasional : Mengurangi kecemasan ibu.
5. Jelaskan pada ibu efek amenorrhoe dapat
mengurangi terjadinya anemia.
Rasional :
Spotting yang terjadi pada akseptor KB suntik mengurangi pengeluaran hemoglobin
sehingga anemia dapat dicegah.
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal 4 – 7 - 2009 Jam
19.25 WIB
Diagnosa
a.
Mengkaji pengetahuan ibu
tentang KB suntik.
Ibu dapat menjelaskan ada 2 jenis KB
suntik yaitu suntik 1 bulan dan 3 bulan. Ibu memilih menggunakan KB suntik 3
bulan karena lebih efisien. Ibu hanya perlu suntik setiap 3 bulan sekali. Ibu
dapat menjelaskan bahwa efek samping dari KB suntik yaitu gangguan pola haid
dan peningkatan berat badan.
b.
Menjelaskan efek samping dan
cara mengatasinya.
Efek samping yang belum diketahui ibu
disini adalah tentang amenorrhoe dan peningkatan BB dimana hal ini merupakan
pengaruh dari efek hormon progestin. Amenorrhoe merupakan hal fisiologis pada
akseptor KB suntik 3 bulan sedangkan untuk mengatasi peningkatan BB sebaiknya
ibu mengatur dietnya.
c.
Menganjurkan ibu untuk periksa
apabila keluhan bertambah berat atau timbul masalah baru.
d.
Memberikan suntikan Progestoin.
-
Menyiapkan alat (spuit, jarum,
kapas alkohol, kontrasepsi suntik 3 bulan).
-
Menyiapkan klien.
-
Mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan
-
Memberikan injeksi pada gluteal
secara IM dengan melakukan aspirasi terlebih dulu pada daerah yang telah
didesinfeksi.
-
Mengajurkan pada klien untuk
tidak memijat bagian yang telah diinjeksi.
-
Spuit dispool dengan larutan
klorin 0.5% dan membuang pada kotak yang tahan tusuk.
-
Mencuci tangan setelah
melakukan injeksi.
e.
Menganjurkan ibu datang kembali
untuk suntik KB sesuai dengan jadwal yaitu 12 minggu ( 3 bulan ) kemudian.
Masalah I
a.
Melakukan pendekatan secara
therapeutik dengan sikap ramah, murah senyum, percaya diri dan mempunyai rasa
empati yang besar.
b.
Mengkaji pengetahuan pasien
tentang amenorrhoe.
Ibu dapat menjelaskan bahwa gangguan
pola haid adalah efek samping dari kontrasepsi suntik. Ibu tidak dapat
menjelaskan penyebab dari amenorrhoe.
c.
Memberi kesempatan pasien untuk
mengungkapkan masalahnya.
d.
Menjelaskan pada pasien
penyebab amenorrhoe, dimana spotting disini disebabkan oleh hormon progestin di
dalam darah.
Menjelaskan pada ibu efek amenorrhoe
dapat mengurangi terjadinya anemia. menorrhoe disini berarti ibu tidak
menstruasi dan selama itu ibu tidak mengeluarkan darah banyak mengandung
hemoglobin dan tidak keluarnya hemoglobin berarti mencegah terjadinya anemia.
3.7
EVALUASI
Tanggal 4 – 7 - 2009 Jam 19.30
WIB
Diagnosa :
S :
Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
O :
-
Injeksi suntik progestin
- Ibu mampu menjelaskan kembali
keterangan yang diberikan secara sederhana.
A :
Klien mantap menjadi akseptor KB suntik.
P :
3 bulan saat kontrol ( Tgl 24 – 9 – 2009)
- Berikan suntikan progestin.
- Evaluasi efek samping.
Masalah I
S : Ibu mengatakan kecemasan
berkurang.
O : Sikap ibu lebih tenang.
A : Klien mantap menjadi akseptor KB
suntik progestin.
P : 3 bulan saat kontrol ( Tgl 24 – 9
– 2009)
- Evaluasi efek samping amenorrhoe.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan
Asuhan Kebidanan pada Ny “S” P20002 akseptor KB suntik progestin dapat disimpulkan
yang merupakan jawaban dari tujuan tentang 7 langkah varney sebagai berikut :
1.
Pengkajian Data pada Ny “S” P20002
data subjektifnya yaitu
. Biodata
|
|
Istri
|
Suami
|
|
Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
Pendapatan
Pendidikan
Kawin Ke-
Alamat
|
: Ny “ S “
: 43 tahun
: Kristen
: IRT
: -
: SMA
: I
: Madiun
|
Tn “ S “
45 tahun
Kristen
wiraswasta
Rp 1.200.000
SMA
I
Madiun
|
Ibu mengeluh tidak mens
selam 4 bulan tetapi kunjungan ulang KB selalu rutin setiap bulan dan pada data
objektifnya adalah
- Abdomen : Tidak ada tanda-tanda kehamilan (
pembesaran perut, strie gravidarum ).
Identifikasi
Diagnosa Masalah berdasarkan pengkajian adalah Ny “S” P20002 akseptor KB suntik progestin mengalami aminorhae.
2.
Tidak terdapat identifikasi Masalah
Potensial pada Ny “S” P20002 akseptor
KB suntik progestin dengan aminorhae.
3.
Identifikasi Kebutuhan Segera
dengan pemberian Konseling efek samping
4.
Perencanaan
/ intervensi pada Ny “S” P20002 akseptor KB suntik progestin dengan aminorhae.
antara
lain:
a.
Kaji pengetahuan ibu tentang KB
suntik progestin.
b.
Jelaskan efek samping dan cara
mengatasinya yang belum diketahui oleh ibu.
c.
Anjurkan ibu untuk periksa
apabila keluhan bertambah berat atau timbul masalah baru.
d.
Beri suntikan progestin.
e.
Anjurkan ibu datang kembali
suntik KB sesuai dengan jadwal yaitu 12 minggu ( 3 bulan ) kemudian.
Masalah I
Cemas sehubungan dengan efek samping spotting.
Intervensi :
a.
Lakukan pendekatan secara
therapeutik.
b.
Kaji pengetahuan pasien tentang
amenorrhoe.
c.
Beri kesempatan pasien untuk
mengungkapkan masalahnya.
d.
Jelaskan pada pasien penyebab
amenorrhoe.
e. Jelaskan pada ibu efek amenorrhoe dapat
mengurangi terjadinya anemia.
5.
Implementasi
pada Ny “S GIP00000 P20002 akseptor KB suntik progestin dengan aminorhae.
Diagnosa
a.
Mengkaji pengetahuan ibu
tentang KB suntik.
Ibu dapat menjelaskan ada 2 jenis KB
suntik yaitu suntik 1 bulan dan 3 bulan. Ibu memilih menggunakan KB suntik 3
bulan karena lebih efisien. Ibu hanya perlu suntik setiap 3 bulan sekali. Ibu
dapat menjelaskan bahwa efek samping dari KB suntik yaitu gangguan pola haid
dan peningkatan berat badan.
b.
Menjelaskan efek samping dan
cara mengatasinya.
Efek samping yang belum diketahui ibu
disini adalah tentang amenorrhoe dan peningkatan BB dimana hal ini merupakan
pengaruh dari efek hormon progestin. Amenorrhoe merupakan hal fisiologis pada
akseptor KB suntik 3 bulan sedangkan untuk mengatasi peningkatan BB sebaiknya
ibu mengatur dietnya.
c.
Menganjurkan ibu untuk periksa
apabila keluhan bertambah berat atau timbul masalah baru.
d.
Memberikan suntikan Progestin.
-
Menyiapkan alat (spuit, jarum,
kapas alkohol, kontrasepsi suntik 3 bulan).
-
Menyiapkan klien.
-
Mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan
-
Memberikan injeksi pada gluteal
secara IM dengan melakukan aspirasi terlebih dulu pada daerah yang telah
didesinfeksi.
-
Mengajurkan pada klien untuk
tidak memijat bagian yang telah diinjeksi.
-
Spuit dispool dengan larutan
klorin 0.5% dan membuang pada kotak yang tahan tusuk.
-
Mencuci tangan setelah
melakukan injeksi.
e.
Menganjurkan ibu datang kembali
untuk suntik KB sesuai dengan jadwal yaitu 12 minggu ( 3 bulan ) kemudian.
Masalah I
a.
Melakukan pendekatan secara
therapeutik dengan sikap ramah, murah senyum, percaya diri dan mempunyai rasa
empati yang besar.
b.
Mengkaji pengetahuan pasien
tentang amenorrhoe.
Ibu dapat menjelaskan bahwa gangguan
pola haid adalah efek samping dari kontrasepsi suntik. Ibu tidak dapat
menjelaskan penyebab dari amenorrhoe.
c.
Memberi kesempatan pasien untuk
mengungkapkan masalahnya.
d.
Menjelaskan pada pasien
penyebab amenorrhoe, dimana spotting disini disebabkan oleh hormon progestin di
dalam darah.
Menjelaskan pada ibu efek amenorrhoe
dapat mengurangi terjadinya anemia. menorrhoe disini berarti ibu tidak
menstruasi dan selama itu ibu tidak mengeluarkan darah banyak mengandung
hemoglobin dan tidak keluarnya hemoglobin berarti mencegah terjadinya anemia.
6.
Evaluasi
pada Ny “S” P20002 akseptor KB suntik progestin dengan aminorhae.
Diagnosa :
S :
Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
O :
-
Injeksi suntik progestin
- Ibu mampu menjelaskan kembali
keterangan yang diberikan secara sederhana.
A :
Klien mantap menjadi akseptor KB suntik.
P :
3 bulan saat kontrol ( Tgl 24 – 9 – 2009)
- Berikan suntikan progestin.
- Evaluasi efek samping.
Masalah I
S : Ibu mengatakan kecemasan berkurang.
O : Sikap ibu lebih tenang.
A : Klien mantap menjadi akseptor KB suntik progestin.
P : 3 bulan saat kontrol ( Tgl 24 – 9 – 2009)
- Evaluasi efek samping amenorrhoe.
SARAN
a.
Untuk Mahasiswa atau Praktikan.
Manggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan
ketrampilan mahasiswa tentang masalah – masalah yang terjadi pada akseptor KB
suntik
b. Untuk Masyarakat.
Agar masyarakat kususnya akseptor KB suntik tidak cemas dengan
keadaan –keadaan yang merupakan efek samping KB dengan progestin.
c.
Untuk Instansi/ rumah sakit
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Chelia. (209). Ada Apa Dengan KB?. Edisi 16 januari 2009. http://chelia1809.blogspot.com/2009/01/ada-apa-dengan-KB_20.html
Hartanto. Hanafi.( 2004 ). Keluarga berencana dan Kontrasepsi. Jakarta; pustaka Sinar
Harapan.
Kompas. (2009). KB Suntik Paling Digemari Ibu-Ibu. Diambil tanggal 22 April 2009. http://www.lintasberita.com/sains/KB_suntik_paling_digemari_ibu-ibu
Saifuddin . A. B. ( 2006 ). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta ;
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
This is how my acquaintance Wesley Virgin's adventure starts with this shocking and controversial video.
BalasHapusWesley was in the military-and shortly after leaving-he discovered hidden, "SELF MIND CONTROL" tactics that the government and others used to get anything they want.
As it turns out, these are the exact same secrets many celebrities (notably those who "come out of nowhere") and top business people used to become rich and famous.
You probably know how you use only 10% of your brain.
That's because most of your BRAINPOWER is UNCONSCIOUS.
Perhaps this conversation has even occurred INSIDE your own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head around seven years ago, while riding an unregistered, beat-up bucket of a vehicle without a license and $3.20 on his banking card.
"I'm so frustrated with going through life paycheck to paycheck! When will I finally succeed?"
You've taken part in those types of thoughts, ain't it right?
Your success story is going to happen. Go and take a leap of faith in YOURSELF.
WATCH WESLEY SPEAK NOW