A. Latar Belakang
Dewasa ini
penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian terjadi dalam periode neonatal. Oleh karena itu, upaya pembinaan kesehatan bayi dimulai
dari pemenuhan kebutuhan primer sejak dalam
kandungan. Kurang baiknya penanganan BBL akan menyebabkan
kelainan-kelainan yang dapat berakibat fatal bagi bayi. Misalnya hipotermi pada
BBL yang selanjutnya menyebabkan hipotisemia dan hipoglekemia. Dan yang tak
kurang pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi yang dapat terjadi melalui
tali pusat pada waktu memotong tali pusat.
Ditinjau dari
pertumbuhan dari perkembangan bayi, periode neonatal adalah periode yang paling rentan akan banyak hal,
seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya, terutama pada bayi yang beratnya rendah
saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI yang mencukupi
untuk membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan angka kematian
bayi. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah
melahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan
menghasilkan bayi yang sehat.
B. Tujuan
Dengan makalah ini
penyusun berharap agar mahasiswa dapat lebih mengerti dan memahami beberapa
kelainan pada bayi baru lahir , contohnya hipotermi
.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Hipotermia
Hipotermia adalah suatu kondisi
dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu
dingin.
Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah
35 °C.Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan
di seluruh tubuh (Edema
Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia),
koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut
hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia
diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer)
sampai 250C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
Beberapa jenis hipotermia, antara lain
:
1. Accidental
hypothermia
terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga <35°c.>
2. Primary
accidental hypothermia merupakan hasil dari paparan langsung terhadap udara dingin pada orang yang sebelumnya sehat.
3. Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik (seluruh tubuh) yan
serius. Kebanyakan terjadinya sih di usim dingin (salju) dan iklim dingin.
B. Penyebab Hipotermia
Penyebab Hipotermi, yaitu:
1. Yang pasti, ada kontak dengan lingkungan yang
dingin.
2. Adanya gangguan atau penyakit yang diderita.
3. Penggunaan obat-obatan (alcohol, barbiturate,
phenothiazine, insulin, steroid,β- blocker.
4. Sepsis, hipotiroid, radang pancreas
C. Gejala Hipotermia
Gejala dan Indikasi Penyakit
Hipotermia
1.
Gejala awal hipotermia apabila suhu <
360C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin.
Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin,
maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320C -
<360C).
2. Gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan
mengantuk yang sangat luar biasa. Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik
menjadi lamban.
3. Bila tubuh korban basah, maka serangan
hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
4. Puncak dari gejala hipotermia adalah korban
tidak lagi merasa kedinginan, tapi dia malah merasa kepanasan (dlm bukunya Norman Edwin disebut “paradoxical
feeling of warmt”).
Oleh karena itu si korban akan melepas bajunya satu per satu dan tetap masih
merasa kepanasan.
5. Hipotermia menyerang saraf dan bergerak
dengan pelan, oleh karena itu sang korban tidak merasa kalau dia menjadi korban
hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa menahan kedinginan sampai malah merasa
kepanasan di tengah udara yang terasa membekukan, korban biasanya tidak sadar
kalau dia telah terserang hipotermia.
Pada bayi gejalanya bisa berupa:
- Bayi tampak mengantuk
- Kulitnya pucat dan dingin
- Lemah
- Lesu
- Menggigil.
D. Tanda-Tanda Klinis Hipotermia
a.
Hipotermia
sedang:
- Kaki teraba dingin
- Kemampuan menghisap lemah
- Tangisan lemah
- Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata
b.
Hipotermia
berat
- Sama dengan hipotermia sedang
- Pernafasan lambat tidak teratur
- Bunyi jantung lambat
- Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik
c.
Stadium
lanjut hipotermia
- Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
- Bagian tubuh lainnya pucat
- Kulit mengeras, merah dan timbul edema
terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema)
Menurut tingkat keparahannya,
Gejala Klinis hipotermia dibagi menjadi 3 ,
1. Mild atau ringan
a. Sistem
saraf pusat: amnesia, apati, terganggunya persepsi halusinasi
b. Cardiovaskular
: denyut nadi cepat lalu berangsur melambat, meningkatnya tekanan darah.
c. Penafasan:
nafas cepat lalu berangsur melambat,
d. Saraf
dan otot: gemetar, menurunnya kemampuan koordinasi otot
2. Moderate, sedang
a. Sistem
saraf pusat: penurunan kesadaran secara berangsur, pelebaran pupil
b. Cardiovaskular:
penurunan denyut nadi secara berangsur
c. Pernafasan:
hilangnya reflex jalan nafas(seperti batuk, bersin)
d. Saraf
dan otot: menurunnya reflex, berkurangnya respon menggigil, mulai munculnya kaku tubuh akibat udara dingin
3. Severe, parah
a. Sistem
saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip)
b. Cardiovascular:
penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya tekanan darah sistolik
c. Pernafasan:
menurunnya konsumsi oksigen
d. Saraf
dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
E. Diagnosa Hipotermia
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pengukuran suhu tubuh.
F. Pencegahan dan Pengobatan Hipotermia
Prinsip
penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh dengan menggunakan selimut hangat (tapi
hanya pada bagian dada, untuk mencegah turunnya tekanan
darah secara mendadak) atau menempatkan pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga minuman hangat(kalau pasien dalam kondisi sadar).
Pencegahan Hipotermia Pada Bayi:
a. Bayi dibungkus
dengan selimut dan kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi harus dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi maupun
pengobatan, maka bayi ditempatkan dibawah cahaya penghangat.
b. Untuk
mencegah hipotermia, semua bayi yang baru lahir harus tetap berada dalam keadaan hangat.
c. Di kamar
bersalin, bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas tubuh akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan
diberi penutup kepala.
G. Faktor Resiko Hipotermia
a. Umur: bayi baru lahir,
orang tua.
b. Paparan dingin di luar ruangan: olahraga,
memakai baju tipis.
c. Obat dan intoksikan:
etanol, phenothiazin, barbiturate, anestesi, bloker neuromuscular.
d. Hormon: hipoglikemia,
hipotiroidisme, kekurangan adrenalin, hipopituitarisme.
e.
Neurologis: stroke, gangguan hipotalamus, Parkinson, Cedera sumsum tulang
belakang.
f. Multisistem:
malnutrisi, sepsis, shock, gangguan hati dan ginjal.
g. Luka bakar dan kelainan
kulit eksfoliatif(mengelupas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar