DAFTAR ISI
Halaman judul............................................................................................................
Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan masalah................................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA...............................................................................
2.1 Definisi................................................................................................................
2.2 Etiologi................................................................................................................
2.3 Mekanisme
terjadinya ketuban pecah dini...........................................................
2.4 Patofisiologi.........................................................................................................
2.5 Diagnosa..............................................................................................................
2.6 Komplikasi...........................................................................................................
2.7 Penatalaksanaan...................................................................................................
2.8 Peran Bidan Menghadapi KPD..........................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
KPD merupakan
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai
kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang
bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek,
bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS.
Beberapa peneliti
melaporkan hasil penelitian mereka dan didapatkan hasil yang bervariasi.
Insidensi KPD berkisar antara 8 - 10 % dari semua kehamilan. Hal yang
menguntungan dari angka kejadian KPD yang dilaporkan, bahwa lebih banyak
terjadi pada kehamilan yang cukup bulan dari pada yang kurang bulan, yaitu
sekitar 95 % , sedangkan pada kehamilan tidak cukup bulan atau KPD pada
kehamilan preterm terjadi sekitar 34 % semua kekahiran prematur.
Pengelolaan Ketuban
Pecah Dini (KPD) merupakan masalah yang masih kontroversial dalam kebidanan.
Pengelolaan yang optimal dan yang baku masih belum ada, selalu berubah. KPD
sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi.
Kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian
akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak
maju, partus lama, dan partus buatan yang sering dijumpai pada pengelolaan
kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif .
Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus
segera bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus
menunggu sampai terjadinya proses persalinan, sehingga masa tunggu akan
memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang
bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang
cukup.
Ada 2 komplikasi
yang sering terjadi pada KPD, yaitu : pertama, infeksi, karena ketuban yang
utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi.
Dengan tidak adanya selaput ketuban seperti pada KPD, flora vagina yang normal
ada bisa menjadi patogen yang akan membahayakan baik pada ibu maupun pada
janinnya. Oleh karena itu membutuhkan pengelolaan yang agresif seperti
diinduksi untuk mempercepat persalinan dengan maksud untuk mengurangi
kemungkinan resiko terjadinya infeksi ; kedua, adalah kurang bulan atau
prematuritas, karena KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan. Masalah
yang sering timbul pada bayi yang kurang bulan adalah gejala sesak nafas atau
respiratory Distress Syndrom (RDS) yang disebabkan karena belum masaknya paru.
Protokol pengelolaan yang optimal harus memprtimbangkan 2
hal tersebut di atas dan faktor-faktor lain seperti fasilitas serta kemampuan
untuk merawat bayi yang kurang bulan. Meskipun tidak ada satu protokol
pengelolaan yang dapat untuk semua kasus KPD, tetapi harus ada panduan
pengelolaan yang strategis, yang dapat mengurangi mortalitas perinatal dan
dapat menghilangkan komplikasi yang berat baik pada anak maupun pada ibu.
1.2
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan ketuban
pecah dini?
Apa saja faktor yang menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini?
Bagaimana mekanisme terjadinya
ketuban pecah dini?
Bagaimana patofisiologi dari
ketuban pecah dini ?
Apa saja yang perlu diperiksa
untuk menegakkan diagnosa ketuban pecah dini?
Apa saja komplikasi yang mungkin
terjadi dari ketuban pecah dini?
Bagaimana penatalaksanaan dari
ketuban pecah dini?
Apa peran bidan dalam menghadapi
ketuban pecah dini?
1.3
Tujuan
Mengetahui tentang definisi ketuban pecah dini
Mengetahui tentang factor penyebab ketuban pecah dini
Mengetahui tentang mekanisme terjadinya ketuban pecah
dini
Mengetahui tentang patofisiologi
dari ketuban pecah dini
Mengetahui tentang cara penegakan diagnosa ketuban pecah
dini
Mengetahui tentang komplikasi dari ketuban pecah dini
Mengetahui tentang
penatalaksanaan ketuban pecah dini
Mengetahui tentang peran bidan
dalam menghadapi ketuban pecah dini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ketuban pecah dini
adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan(Kapita
Selekta Kedokteran hal:310)
Ketuban Pecah Dini yaitu apabila ketuban pecah spontan dan
tidak diikuti tanda-tanda persalinan
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan(Sarwono prawirohardjo,hal:677)
Ketuban Pecah Dini adalah satu jam ketuban pecah tidak
disertai tanda tanda inpartu(Materi kuliah obstetric fisiologi:dr Sutoko
Andrianto,SpOG)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan(Ilmu
Kebidanan & KB Untuk Pendidikan Bidan,hal:229)
2.2 Etiologi
Walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya masih
belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.Beberapa laporan
menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD, namun faktor-faktor
mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor
predesposisi adalah:
1.
Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban
maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya KPD.
2. Grandemultipara,semakin
sering wanita melahirkan kekuatan otot rahim juga akan berkurang,demikian pula
dengan asupan nutrisinya akan diperlukan lebih banyak untuk pembentukan selaput
ketuban ataupun organ yang lainnya.
3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau
meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion,
gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisisi atau
penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual,
pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya
disertai infeksi.
4. Kelainan letak,
misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas
panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
5.CPD,ketidak
sesuaian ukuran janin dengan panggul akan menyebabkan komplikasi salah satunya
KPD
2.3 Mekanisme
terjadinya ketuban pecah dini
-Selaput ketuban
tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi
-Bila terjadi
pembukaan servik maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan
mengeluarkan air ketuban
|
2.4 Patofisiologi
|
||||||||||||
|
2.5 . Diagnosa
Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting. Karena
diagnosa yang positif palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkakn
bayi terlalu awal atau melakukan seksio yang sebetulnya tidak ada indikasinya.
Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti akan membiarkan ibu dan janin
mempunyai resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan janin, ibu atau
keduanya. Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa
KPD ditegakkan dengan cara :
1.
Anamnesa
Penderita
merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba
dari jalan lahir atau ngepyok.Cairan berbau khas, dan perlu juga diperhatikan
warna, keluanya cairan tersebut tersebut his belum teratur atau belum ada, dan
belum ada pengeluaran lendir darah.
2.
Inspeksi
Pengamatan
dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru
pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih jelas.
3.
Pemeriksaan dengan spekulum.
pemeriksaan
dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan dari orifisium uteri
eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri ditekan,
penderita diminta batuk, megejan atau megadakan manuvover valsava, atau bagian
terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul
pada fornik anterior.
4.
Pemeriksaan dalam
Didapat
cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi. Mengenai
pemeriksaan dalam vagina dengan tocher perlu dipertimbangkan, pada kehamilan
yang kurang bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan
dalam. Karena pada waktu pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan mengakumulasi
segmen bawah rahim dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut
bisa dengan cepat menjadi patogen. Pemeriksaan dalam vagina hanya diulakaukan
kalau KPD yang sudah dalam persalinan atau yang dilakukan induksi persalinan
dan dibatasi sedikit mungkin.
5.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
laboraturium
Cairan
yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH nya.
Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga urine atau
sekret vagina. Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak
berubah warna, tetap kuning.
a.
Tes Lakmus (tes Nitrazin), jika krtas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 – 7,5, darah dan
infeksi vagina dapat mengahsilakan tes yang positif palsu
b.
Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
Pemeriksaan
ultrasonografi (USG)
pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada
kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun sering terjadi
kesalahan pada penderita oligohidromnion
Walaupun
pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya, namun pada umumnya KPD
sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan pemeriksaan sederhana.
2.6 Komplikasi
1.
Infeksi
Risiko
infeksi ibu dan anak meningkat pada KPD.Pada ibu terjadi korioamnionitis.Pada
bayi dapat terjadi septicemia,pneumoni,omfalitis.Umumnya terjadi
korioamnionitis sebelum janin terinfeksi.Pada KPD prematus infeksi lebih sering
dari pada aterm.
2.
Tali pusat menumbung
Dinyatakan
terjadi tali pusat menumbung bila dalam persalinan pada waktu ketuban telah
pecah,tali pusat terdapat didepan atau disamping bagian janin yang terendah
3.
Partus kering
KPD
menyebabkan berkurangnya jumlah air ketuban,yang mana air ketuban juga berperan
dalam kelancaran proses persalinan.KPD yang tidak segera diatasi lama kelamaan
akan menyebabkan jalan lahir menjadi kering.
4.Gawat janin
karena hipoksia atau asfiksi
Dengan pecahnya
ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksi
atau hipoksia.Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat
oligohidramnion,semakin sedikit air ketuban,janin semakin gawat
5.Persalinan
premature
Setelah ketuban
pecah biasanya segera disusul persalinan .Periode laten tergantung UK.Pada
kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24jam setelah ketuban pecah.Pada kehamilan
antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24jam.Pada kehamilan kurang dari 26
minggu terjadi dlam 1 minggu.
6.Kelainan
congenital/sindrom deformitas janin
KPD yang terjadi
terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat kelainan disebabkan
kompresi muka dan anggota badan janin.
2.7 Penatalaksanaan
Ketuban pecah dini pada kehamilan
aterm maupun preterm dengan atau tanpa komplikasi hatus dirujuk ke RS.
Bila janin hidup dan terdapat
prolaps tali pusat pasien dirujuk dengan posisi panggul lebih tinggi dari
badannya bila mungkin dengan posisi bersujud.Kalau perlu kepala janin didorong
keatas dengan 2jari agar tali pusat tidak tertekan kepala janin .Tali pusat
divulva dibungkus kain hangat yang dilapisi plastic .
Bila ada demam atau dikawatirkan
terjadi infeksi saat rujukan atau ketuban pecah
lebih dari jam berikan antibiotic seperti penicillin prokain 1,2 juta IU
im,dan ampisillin 1gr per oral.
Bila keluarga pasien menolak
dirujuk pasien disuruh istirahat dengan posisi terbaring miring,berikan
antibiotic penissilin prokain 1,2 juta IU im tiap 12jam dan ampisillin 1gr per
oral diikuti 500mg tiap 6jam aau eritromissin dengan dosis yang sama.
Pada kehamilan kurang dari 32
minggu dilakukan tindakan konservatif yaitu tirah baring diberikan sedative
berupa fenobartital 3x30mg .Berikan antibiotic selama 5 hari da
glukokortikosteroid,contoh dexametason 3x5 mg selama 2 hari.Berikan pula
tokolisis.Bila terjadi infeksi,akhiri kehamilan.
Pada kehamilan 33-35 minggu
lakukan terapi konservatif selama 24jam lalu induksi persalinan.Bila terjadi
infeksi,akhiri kehamilan.
Pada kehamilan lebih dari 36
minggu,bila ada his pimpin meneran dan lakukan akselerasi bila ada inersia
uteri.Bila tidak ada his lakukan induksi persalinan bila ketuban pecah kurang
dari 6jam dan skor pelvic kurang dari 5 atau ketuban pecah lebih dari 6jam dan
skor pelvic lebih dari 5,SC bila ketuban pecah kurang dari 5jam dan skor elvik
kurang dari 5.
2.8
Peran Bidan menghadapi KPD
Bidan sebagai tenaga medis terlatih yang ditempatkan di
tengah masyarakat seyogyanya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak
melakukan intervensi.Dengan akibat tingginya angka kesakitan dan kemayian
ibu/bayi-janin,maka sikap yang paling penting adalah melakukan rujukan sehingga
penanganan KPD mendapat tindakan yang tepat.
Setelah mendapatkan penanganan sebagaimana mestinya bidan
dapat melakukan pengawasan setelah tindakan
dan disertai beberapa petunjuk khusus
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
KPD
merupakan salah satu kegawatdaruratan dalam obstetric.
Ketuban
Pecah Dini yaitu apabila ketuban pecah spontan dan tidak diikuti tanda-tanda
persalinan.Ketuban pecah dini merupakan
salah satu factor penyebab kematian ibu dan janin.Penatalaksanaan KPD
tergantung pada usia kehamilan dan ada atau tidaknya infeksi.
3.2 Saran
“Tiada gading yang tak retak”,
itulah kalimat yang dapat kami ucapkan. Karena itu kami dengan lapang dada
menerima segala kritik ataupun saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai ketuban pecah dini
DAFTAR PUSTAKA
1.
Yancey .M.K., Prelabor Rupture of Membrane at Term : Inducce or Wait?,
medscape General Medicine 1 (1), 1999
2.
Parry.S, Strauss.J.F, Premature Rupture of the Fetal Membrane dalam The New
England Jurnal of medicine, Volume 338:663-670, March, 1998
3.
Hacker.N.F., Moor J.George.2001.Ketuban Pecah Dini dalam Esensial
Obstetri dan Ginekologi, Jakarta:edisi 2 hipocrates
4.
Syaifuddin.A.B., Ketuban Pecah Dini dalam Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo Bekerjasama dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik
Kesehatan Reproduksi – POGI
5.
Komite Medik RSUP DR.Sardjito.1999.Ketuban Pecah Dini dalam Standar
Pelayanan medis RSUP DR. Sardjito.Yogyakarta:Buku I,Medika Fakultas
Kedokteran Universitas Gajah Mada
6.
Phupong.V.2003.Prelabour Rupture of Memnranes in Journal of Pediatric,
Obstetric and Gynaecology, Nov/Dec,Hal : 25 – 31
7.
Manuaba.I.B.G..2001. Ketuban Pecah Dini dalam Kapita Selekta Penatalaksanaan
Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta:EGC
8.
Mokhtar.R..1994. Ketuban Pecah Dini dalam Sinopsis Obsteri, Obstetri
Fisologi Obstetri Patologi I.Jakarta:EGC
9. .2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media Aesculapius UI
10.Saifudin A
B.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:YBPSP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar