Askeb Patologi Oligohidramnion
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................ i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB
I : PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................ 1
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
BAB
II : PEMBAHASAN ................................................................................... 2
2.1 Definisi oligohidramnion................................................................ 2
2.2 Etiologi oligohidramnion ............................................................... 3
2.3 Patofisiologi
oligohidramnion ....................................................... 4
2.4 Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden
oligohidramnion
yang tinggi
........................................................................................ 5
2.5
Gambaran klinis dari oligohidramnion............................................ 5
2.6
Pemeriksaan penunjang oligohidramnion....................................... 6
2.7 Penatalaksanaan
oligohidramnion................................................... 6
2.8
Prognosis dan komplikasi dari oligohidramnion ............................ 6
BAB III : PENUTUP ............................................................................................ 7
3.1
Kesimpulan .................................................................................... 7
3.2
Saran............................................................................................... 7
Daftar Pustaka........................................................................................................ 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Amnion manusia terdiri dari lima lapisan yang berbeda.
Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi
disuplai melalui cairan amnion. Lapisan paling dalam dan terdekat pada fetus
ialah epithelium amniotik. Epitel amniotik ini mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan
glikoprotein non kolagen ( laminin , nidogen dan fibronectin ) dari membrane
basalis, lapisan amnion disebelahnya.
Oligohidramnion mengacu
pada defisiensi besar volume cairan amnion. Berkurangnya volume cairan amnion
dapat menimbulkan hipoksia janin sebagai akibat dari kompresi taki pusat karena
gerakan janin atau kontraksi rahim. Selain itu, lintasan mekonium janin ke
dalam volume cairan amnion yang tereduksi menghasilakan suatu suspensi tebal
dan penuh pertikel yang dapat menyebabkan ganguan pernapasan janin.
Oligohidramnion perlu
digolongkan sesuai dengan etiologinya. Oligohidramnion berhubungan dengan
keterbelakangan pertumbuhan dalam rahim dan pada 60 persen kasus. Bila
dihungakan dengan bukti ultrasonic keterbelakangan pertumbuhan asimetrik,
gangue janin sangat mungkin terjadi, kasus-kasus itu yang diakibatkan oleh
ruptura membaran janin yang spontan mungkin tidak berhubungan dengan gangguan
janin sebelumnya. Oligohidramnion mungkin terjadi sebagai akibat tekanan janin
in utero ; sekresi hormone penekan janin (katekolamin, vasopressin) dapat
menghambat resopsi cairan paru-paru lewat penelanan oleh janin. Akhirnya,
terdapat kasus yang berhubungan dengan berbagai Janis cacat janin, misalnya
sindroma Potter (agenesis ginjal), yang butuh pemeriksaan ultarsonik dan
genetic secara rinci.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan oligohidramnion?
2. Apa
penyebab dari oligohidramnion ?
3. Bagaimana
patofisiologi oligohidramnion ?
4. Wanita
dengan insiden oligohidramnion ?
5. Bagaimana
Gambaran Klinis dari oligohidramnion
?
6. Bagaimana
Pemeriksaan penunjang oligohidramnion ?
7. Bagaimana
Penatalaksanaan oligohidramnion ?
8. Bagaimana
Prognosis dan komplikasi dari oligohidramnion ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui
definisi dari oligohidramnion
2. Mengetahui
penyebab oligohidramnion
3. Mengetahui
patofisiologi dari oligohidramnion
4. Mengetahui
wanita dengan insiden oligohidramnion
5. Mengetahui
gambaran klinis dari oligohidramnion
6. Mengetahui
Bagaimana Pemeriksaan penunjang dari oligohidramnion
7. Mengetahui
Bagaimana Penatalaksanaan oligohidramnion
8. Mengetahui
Bagaimana Prognosis dan komplikasi dari oligohidramnion
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Oligohidramnion adalah jumlah cairan amnion yang
terlalu sedikit. Saat kehamilan cukup bulan, jumlah cairan amnion adalah
sekitar 300 – 500 ml, tetapi jumlah tersebut dapat berfariasi dan bahkan dapat
lebih sedikit dari jumlah tersebut. Ketika didiaknosis pada pertengahan pertama
kehamilan, kelainan ini sering berkaitan denga agenesis renal (tidak adanya
ginjal) atau sindro potter, yaitu bayi juga menderita hipoplasia pulmoner.
Oligohidramnion
kadang terjadi pada kehamilan lebih bulan dan diyakini berkaitan insufisiensi
plasenta. Jika fungsi plasenta berurang ,perfusi ke sistem organ janin juga
akan berkurang, termasuk ke ginjal. Penurunan pembentukan urin janin
menyebapkan oligohidramnion karena komponen utama cairan amnion adalah urin
janin. (Buku
Ajar Bidan MYLES, Ed. 14)
Marks
dan divon 1992 menemukan oligohidramnion yang didefinisikan sebagai indeks
cairan amnion sebesar 5 cm atau kurang pada 12% dari 511 kehamilan berusia 41
minggu atau lebih. Pada 121 wanita yang diteliti secara longitudinal, terjadi
penurunan rata – rata indeks cairan amnion sebesar 25 % per minggu setelah 41
minggu. Akibat berkurangnya cairan, resiko kompresi tali pusat, dan pada
gilirannya gawat janin, meningkat pada semua persalinan, tetapi terutama pada
kehamilan postterem (grubb dan paul, 1992:leveno dkk.1984).
(OBSTETRI
WILLIAM Ed.21 vol 2 :915)
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal,yaitu kurang dari 500cc. Oligohidramnion adalah keadaan jika air ketuban kurang dari 500cc. Oligohidramnion adalah suatu keadaaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni kurang dari normal, yaitu kurang dari 500cc. Ada beberapa definisi oligohidramnion yang dipakai, diantaranya :
*
Berkurangnya volume air ketuban (VAK)
*
Volumenya kurang dari 500 cc saat usia 32-36 minggu
* Ukuran
satu kantong (kuadran) < 2 cm
* Amniotic
fluid index (AFI) < 5 cm atau < presentil kelima
2.2 ETIOLOGI
Oligohidramnion berkaitan dengan
kelainan ginjal janin, trisomi 21 atau 13, atau hipoksia janin. Penyebab rendahnya cairan ketuban
seperti dikutip dari Americanpregnancy.org, adalah:
a. Adanya masalah dengan perkembangan
ginjal atau saluran kemih bayi yang menyebabkan produksi air seninya sedikit,
hal ini akan membuat cairan ketuban rendah.
b. Adanya masalah pada plasenta, karena
jika plasenta tidak memberikan darah dan nutrisi yang cukup untuk bayi akan
memungkinkan ia untuk berhenti mendaur ulang cairan.
c. Ada kebocoran atau pecahnya dinding
ketuban yang membuat air ketuban keluar dari rahim.
d. Usia kehamilan sudah melewati batas,
hal ini menyebabkan turunnya fungsi plasenta yang membuat cairan ketuban
berkurang.
e. Adanya komplikasi pada sang ibu,
misalnya dehisrasi, hipertensi, pre-eklamsia, diabetes dan hipoksia kronis.
Selain itu, penyebab Oligohidramnion
dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Fetal :
·
Kromosom
·
Kongenital
·
Hambatan
pertumbuhan janin dalam rahim
·
Kehamilan
postterm
·
Premature
ROM (Rupture of amniotic membranes)
2. Maternal :
·
Dehidrasi
·
Insufisiensi
uteroplasental
·
Preeklamsia
·
Diabetes
·
Hypoxia
kronis
3. Induksi Obat :
·
Indomethacin
and ACE inhibitors Idiopatik
2.3 PATOFISIOLOGI
Fisiologi Normal :
AFV meningkat secara bertahap pada
kehamilan dengan volume sekitar 30 mL pada kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya sekitar 1 L pada kehamilan 34-36 minggu. AFV menurun pada akhir
trimester pertama dengan volume sekitar 800 mL pada minggu ke-40. Berkurang
lagi menjadi 350 ml pada kehamilan 42 minggu; dan 250 ml pada kehamilan 43
minggu. Tingkat penurunan sekitar 150 mL/minggu pada kehamilan 38-43 minggu.
Mekanisme perubahan tingkat produksi AFV belum diketahui
dengan pasti, meskipun diketahui berhubungan dengan aliran keluar-masuk cairan
amnion pada proses aktif. Cairan amnion mengalami sirkulasi dengan tingkat
pertukaran sekitar 3600 mL/jam.
3 faktor utama yang mempengaruhi AFV :
·
Pengaturan
fisiologis aliran oleh fetus
·
Pergerakan
air dan larutan didalam dan yang melintasi membran
·
Pengaruh
maternal pada pergerakan cairan transplasenta
Patofisiologi :
Secara umum, oligohidramnion
berhubungan dengan :
Ruptur membran amnion / Rupture of amniotic membranes (ROM)
Gangguan congenital dari jaringan fungsional ginjal atau
obstructive uropathy :
·
Keadaan–keadaan
yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke kantung amnion
·
Fetal
urinary tract malformations, seperti renal agenesis, cystic dysplasia, dan
atresia uretra
Reduksi kronis dari produksi urin
fetus sehingga menyebabkan penurunan perfusi renal
·
Sebagai
konsekuensi dari hipoksemia yang menginduksi redistribusi cardiac output fetal
·
Pada
growth-restricted fetuse, hipoksia kronis menyebabkan kebocoran aliran darah
dari ginjal ke organ-organ vital lain
·
Anuria
dan oliguria
Postterm gestation
·
Penurunan
efisiensi fungsi plasenta, namun belum diketahui secara pasti
·
Penurunan
aliran darah ginjal fetus dan penurunan produksi urin fetus
2.4 Wanita
dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi.
1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom
patter).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
4. Sindrom paska maturitas.
2.5 Gambaran
Klinis
1. Uterus tampak lebih kecil dari
usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada
setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus
prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah
terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari
biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban
sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
2.6 Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
·
USG
ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal
yang sangat abnormal)
·
Rontgen
perut bayi
·
Rontgen
paru-paru bayi
·
Analisa
gas darah
2.7 Penatalaksanaan:
Tindakan Konservatif :
a. Tirah baring.
b. Hidrasi.
c. Perbaikan nutrisi.
d. Pemantauan kesejahteraan janin (
hitung pergerakan janin, NST, Bpp ).
e. Pemeriksaan USG yang umum dari
volume cairan amnion.
f. Amnion infusion.
g. Induksi dan kelahiran
Penatalaksanaan
bergantung pada usia kehamilan :
a.
Pre-term
: mengevaluasi dan memonitor
keadaan fetal dan maternal agar tetap dalam kondisi optimal.
b.
Aterm : persalinan.
c.
Post-term : Persalinan
2.8 Prognosis dan Komplikasi
Prognosis :
a. Semakin awal oligohidramnion terjadi
pada kehamilan, semakin buruk prognosisnya
b. Jika terjadi pada trimester II,
80-90% mortalitas
Komplikasi :
a. Congenital malformations
b. Pulmonary hypoplasia
c. Fetal compression syndrome
d. Amniotic band syndrome
e. Abnormal fetal growth or IUGR
f. Decreased fetal blood volume, renal
blood flow, and subsequently, fetal urine output
g. Fetal morbidity
Akibat Oligohidramnion :
a. Bila terjadi pada permulaan
kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat
terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas
kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
b.
Bila
terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti
club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (
lethery appereance )
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban
kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc. VAK (Volume Air Ketuban)
meningkat secara stabil saat kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu
dan mencapai puncaknya 1 Liter pada 34-36 minggu, yang selanjutnya berkurang.
Rata-rata sekitar 800 cc pada akhir trisemester pertama sampai pada minggu
ke-40. Berkurang lagi menjadi 350 ml pada kehamilan 42 minggu, dan 250 ml pada
kehamilan 43 minggu. Tingkat penurunan sekitar 150 ml/minggu pada kehamilan
38-43 minggu.
Oligohidramnion juga dapat menyebabkan terhentinya
perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir,
paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan
yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal
(agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang
menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
3.2 SARAN
Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar memberikan
penyuluhan kepada masayarakat tentang oligohidramnion.
DAFTAR ISI
Leveono
l,Cuningham F,dkk. 2009. OBSTETRI WILLIAMS. Jakarta :EGC
Fraser
Diane M, Cooper M.A. 2009. BUKU AJAR BIDAN MYLES. Jakarta EGC
Cunningham
F.G.,dkk. 2005. OBSTETRI WILIAMS. Jakarta:EGC